Jumat 30 Dec 2022 10:37 WIB

AS Klaim Sudah Bunuh Hampir 700 Orang Diduga ISIS

Pasukan AS melakukan melakukan 108 operasi gabungan dalam satu tahun terakhir.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Personil militer Amerika bersama pasukan lokal di Irak dan Suriah membunuh hampir 700 tersangka anggota ISIS selama 2022. Hal ini menyoroti kampanye kontraterorisme AS yang bertahan lima tahun setelah koalisi pimpinan Amerika menghancurkan ISIS.

Komando Pusat AS mengatakan pada Kamis (29/12/2022) waktu setempat, bahwa pasukan AS melakukan melakukan 108 operasi gabungan dalam satu tahun terakhir. Operasi dilakukan terhadap dugaan operasi ISIS d Suriah. Sejumlah 191 operasi tambahan juga dilakukan di Irak.

Pasukan AS juga melakukan 14 misi hanya di Suriah. Sementara itu hampir 400 anggota diduga ISIS ditahan.

"Kemampuan yang muncul, andal, dan stabil dari pasukan mitra Irak dan Suriah kami untuk melakukan operasi sepihak untuk menangkap dan membunuh para pemimpin ISIS memungkinkan kami untuk mempertahankan tekanan yang stabil pada jaringan ISIS," ujar Mayor Jenderal Matt McFarlane, komandan tertinggi pengawas operasi ISIS, dikutip laman Washington Post, Jumat (30/12/2022).

Jenderal Michael “Erik” Kurilla, komandan tinggi AS di Timur Tengah, mengatakan dalam pernyataan Kamis bahwa militer Amerika mendekati kampanye dengan tiga cara, yaitu mengejar para pemimpin kelompok melalui operasi bermitra dengan pasukan lokal, terus menahan anggota ISIS di wilayah tersebut, dan berusaha untuk mencegah anak-anak dari radikalisasi.

Militer AS pada September mengungkapkan bahwa, dikombinasikan dengan pasukan mitra Suriah, mereka telah melakukan puluhan serangan di kamp penahanan al-Hol di timur laut Suriah, sebuah fasilitas luas di padang pasir yang menampung puluhan ribu orang. Banyak yang dianggap sebagai para simpatisan ISIS, baik istri atau anak laki-laki yang bergabung dengan kelompok militan tersebut.

Penggerebekan di kamp ISIS di Suriah menghasilkan ratusan penangkapan. "AS telah menemukan model untuk melawan ISIS di Irak dan Suriah yang berkelanjutan," kata Kolonel Joe Buccino, juru bicara militer AS. Dengan pasukan Irak dan Suriah mengambil peran utama, katanya, tidak ada pasukan AS yang tewas atau terluka parah selama operasi kontra-ISIS yang dilakukan tahun lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement