Ahad 02 Jul 2023 21:11 WIB

Residivis Rekrutan Wagner Kembali Membunuh

50 ribu narapidana direkrut untuk berperang di Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan ia merekrut 50 ribu narapidana untuk berperang di Ukraina. Banyak peristiwa meresahkan yang melibatkan residivis yang pulang dari Ukraina.
Foto:

Insiden lain yang melibatkan residivis Wagner antara lain perampokan dengan pisau di sebuah toko, perampasan mobil yang dilakukan tiga orang residivis, pelecehan seksual dua siswi sekolah dan dua pembunuhan lain selain di Novy Burets. Media lokal Kaliningrad dan kerabat korban mengatakan seorang pria ditangkap atas pelecehan seksual anak perempuan berusia delapan tahun yang diambil dari ibunya.

Seorang kerabat korban mengatakan, pelaku mendekati ibu anak tersebut dan mengumbar masa tahanannya dan dinasnya di Wagner.

"Berapa banyak lagi dari mereka kembali," kata kerabat korban yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Media lokal dan kelompok hak asasi manusia melaporkan Wagner biasanya menawarkan para narapidana kontrak enam bulan. Tidak seperti tentara biasanya yang tidak bisa memutus kontraknya dan pulang selama dekrit mobilisasi tempur Putin berlaku. Para narapidana dapat pulang. Namun belum diketahui apakah syarat itu masih berlaku setelah pemberontakan gagal Prigozhin.

Prigozhin yang juga merupakan residivis mengakui para tentara bayaran yang diambil dari penjara melakukan kejahatan. Termasuk pembunuhan yang dilakukan Rossomakhin dan pelecehan seksual dua orang gadis muda di Novosibirsk.

Baru-baru ini, Putin mengatakan, tingkat kejahatan di antara residivis yang berperang di Ukraina "10 kali lebih rendah" dibandingkan mantan narapidana biasa. "Konsekuensinya negatifnya minimal," katanya.  

Seorang pakar kriminologi Rusia yang tidak bersedia disebutkan namanya karena khawatir dengan keamanannya mengatakan data yang dibutuhkan masih belum juga untuk menentukan tingkat konsekuensinya. Insiden-insiden tahun ini "sesuai dengan pola perilaku residivis" dan terdapat kemungkinan mereka akan kembali melakukan kejahatan saat dibebaskan meski mereka tidak direkrut Wagner.

Namun, tidak ada alasan untuk memprediksi lonjakan angka kejahatan karena banyak mantan narapidana yang mungkin dapat menahan diri selama beberapa waktu. Terutama bila upah mereka di Wagner tinggi.

Ia memprediksi angka kejahatan akan naik setelah perang, tapi tidak selalu harus dikaitkan dengan residivis. Ia mengatakan terkadang kejahatan naik setelah perang.

Berdasarkan penelitian badan pemasyarakatan Rusia tahun 2020 lalu Uni Soviet mengirimkan 1,2 juta narapidana dalam Perang Dunia II. Tidak disebutkan berapa banyak yang pulang, pakar kriminologi itu mengatakan "banyak" yang akhirnya kembali ke balik jeruji besi setelah melakukan kejahatan baru beberapa tahun setelahnya.

Romanova dari Russia Behind Bars mengatakan banyak peristiwa meresahkan yang melibatkan residivis yang pulang dari Ukraina. Ia mengatakan banyak penegak hukum yang menghabiskan waktu dan sumber daya untuk menghukum penjahat-penjahat ini merasa malu melihat banyak dari mereka berjalan bebas tanpa menjalani masa hukuman mereka.

"Mereka melihat pekerjaan mereka tidak dibutuhkan," kata Romanova.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement