REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat, menyebut dampak kekeringan saat musim kemarau ini dilaporkan di enam kecamatan. Ada ribuan warga terdampak kekeringan dan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
“Data terakhir, ada sebanyak 6.649 KK (kepala keluarga), yang terdiri atas 24.285 jiwa, kekurangan air bersih,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, Ahad (1/10/2023).
Berdasarkan data BPBD Kota Sukabumi hingga 29 September 2023, warga terdampak kekeringan itu tersebar di wilayah Kecamatan Lembursitu, Cikole, Baros, Cibeureum, Gunungpuyuh, dan Kecamatan Warudoyong. BPBD bekerja sama dengan sejumlah pihak sudah menyalurkan bantuan air bersih untuk warga di enam kecamatan tersebut.
Menurut Novian, BPBD bersama Palang Merah Indonesia (PMI) dan PDAM Kota Sukabumi bekerja sama mendistribusikan bantuan air bersih ke 57 lokasi, yang tersebar di 16 kelurahan wilayah enam kecamatan. Total bantuan air bersih yang disalurkan mencapai 222.480 liter.
Perinciannya, Novian mengatakan, untuk warga terdampak kekeringan di wilayah Kecamatan Lembursitu disalurkan bantuan air bersih 77.480 liter, ke wilayah Kecamatan Baros sebanyak 60 ribu liter air, dan ke wilayah Kecamatan Cibeureum disalurkan bantuan air bersih 18 ribu liter.
Kemudian ke wilayah Kecamatan Cikole didistribusikan bantuan air bersih sebanyak 25 ribu liter, ke wilayah Kecamatan Gunungpuyuh 5.000 liter, dan ke wilayah Kecamatan Warudoyong disalurkan sebanyak 37 ribu liter air bersih.
Novian mengatakan, masyarakat diharapkan dapat menghemat penggunaan air pada musim kemarau ini. Pasalnya, musim kemarau di Indonesia tahun ini diprediksi berlangsung lebih panjang dari biasanya.