Israel memandang tahanan Palestina sebagai teroris. Sedangkan warga Palestina menyebut mereka dengan kata Arab yang berarti tawanan perang. Palestina menghabiskan sebagian besar dana publik untuk mendukung para tahanan dan keluarga mereka. Israel dan Amerika Serikat mengecam pemberian bantuan kepada keluarga tahanan sebagai insentif untuk melakukan kekerasan.
“Pertukaran tahanan seperti ini sering kali menjadi satu-satunya harapan keluarga agar putra atau ayah mereka dibebaskan sebelum tahun-tahun berlalu,” kata Amira Khader, petugas advokasi internasional di Addameer, sebuah kelompok yang mendukung tahanan Palestina.
“Itulah tujuan hidup mereka, (pembebasan tahanan) ini seperti keajaiban dari Tuhan," kata Khader.
Sejak serangan Hamas, Israel telah meningkatkan tindakan keras di Tepi Barat selama berbulan-bulan terhadap warga Palestina yang dicurigai memiliki hubungan dengan Hamas dan kelompok pejuang lainnya. Banyak tahanan yang dihukum oleh pengadilan militer, yang mengadili warga Palestina dengan tingkat hukuman lebih dari 99 persen. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan, warga Palestina sering kali tidak menjalani proses hukum dan dipaksa untuk mengakui kesalahan yang tidak mereka perbuat.
Direktur Klub Tahanan Palestina, Qadura Fares mengatakan, saat ini terdapat 7.200 warga Palestina di penjara Israel. Lebih dari 2.000 orang ditangkap sejak 7 Oktober. Menurut Klub Tahanan Palestina, Israel kini menahan 2.200 warga Palestina dalam penahanan administratif.