REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 22 orang warga di Desa Garumukti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, dilaporkan mengalami penipuan dengan modus berangkat umrah. Puluhan warga itu telah melaporkan kasus itu ke Kepolisian Resor (Polres) Garut.
Salah seorang korban, Ede Sukmana (47 tahun), menjelaskan kasus itu bermula ketika ia mendapat tawaran dari pelaku berinisial D untuk berangkat umrah pada Juni 2023. Ketika itu, pelaku menawarkan jatah berangkat umrah dengan biaya murah. Potongan harga untuk berangkat umrah juga akan diberikan kepada ustaz atau guru ngaji.
"Setelah itu saya tanya ke ustaz, dia mau berangkat sama istrinya. Mereka kemudian berhubungan kontak dengan pelaku," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (7/12/2023).
Menurut Ede, para calon jamaah yang hendak berangkat juga diminta mencari warga lain yang mau ikut pergi umroh. Hingga akhinya, terkumpul sekitar 20 orang warga yang akan pergi umroh.
Puluhan warga itu disebut langsung mengirimkan biaya keberangkatan kepada pelaku tanpa perantara. Pelaku juga menjanjikan para calon jamaah akan berangkat pada 18 November 2023.
Setelah itu, pada Oktober 2023, puluhan calon jamaah melakukan manasik di halaman Kantor Desa Garumukti. Namun, ketika itu pelaku memberi tahu bahwa keberangkatan diundur jadi tanggal 22 November 2023.
"Terus, 13 November kami manasik lagi. Kami kembali bertanya terkait keberangkatan. Katanya diundur jadi tanggal 24 November," kata Ede.
Ia menjelaskan, pada 24 November 2023, pelaku akhirnya mengirimkan bus ke desa untuk berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta. Puluhan calon jamaah pun berangkat dan menginap di sebuah hotel sekitar Bandara Soekarno-Hatta semalam. Namun, ketika itu tiket dan visa belum jelas.