Kamis 11 Jan 2024 07:13 WIB

Pelajaran yang Kerap Dilupakan dari  Kisah Nabi Musa dan Khidir Alaihimassalam

Allah SWT memberikan pelajaran berharga untuk Nabi Musa bertemu Nabi Khidir

Rep: Imas Damayanti / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Nabi Musa. Allah SWT memberikan pelajaran berharga untuk Nabi Musa bertemu Nabi Khidir
Foto:

Pembantunya tidak bisa menjawab ketika Nabi Musa meminta perbekalan berupa ikan itu. Dengan perasaan bersalah dia menceritakan tentang apa yang terjadi terhadap perbekalan berupa ikan yang telah hidup dan lompat ke lautan luas. 

Melompatnya ikan itu ke lautan adalah sebagai tanda bahwa di tempat itulah mereka akan bertemu dengan seseorang lelaki yang alim. Nabi Musa dan pembantunya kembali dan menelusuri tempat mereka beristirahat. Akhirnya, Musa sampai di tempat ikan melompat. Di sanalah mereka mendapatkan hamba Allah SWT yang alim dan saleh, Khidir. (QS al-Kahfi [18] :61-65).  

"Siapa kamu?" Musa menjawab, "Aku adalah Musa." Khidir berkata, "Bukankah engkau Musa dari Bani Israil? Bagimu salam wahai Nabi dari Bani Israil."

Musa berkata, "Dari mana engkau mengenalku?" Khidir menjawab, "Sesungguhnya yang mengenalkan engkau kepadaku adalah yang juga memberitahuku siapa engkau." 

“Lalu, apa yang engkau inginkan wahai Musa?" tanya Khidir lagi. Musa berkata dengan penuh kelembutan dan kesopanan, "Apakah aku dapat mengikutimu agar engkau dapat mengajariku sesuatu yang engkau telah memperoleh karunia dari-Nya." 

Khidir berkata, "Tidakkah cukup di tanganmu Taurat dan bukankah engkau telah mendapatkan wahyu. Sungguh wahai Musa, jika engkau ingin mengikutiku, engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku." 

Karena Musa memaksa untuk ikut, akhirnya Khidir mengajukan persyaratan agar Musa tidak bertanya sesuatu pun sehingga pada saatnya nanti ia akan mengetahuinya atau dia Nabi Khidir sendiri yang akan menjelaskannya. "Jika engkau mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu." (QS al-Kahfi[18]: 66-70). 

Pelajaran kerap luput diamalkan

Syekh Aidh Al Qarni menjabarkan tiga pelajaran penting yang bisa dipetik dari kisah Nabi Musa dan Khidir. Berikut penjabarannya:  

1. Musa dengan ketegarannya dan kewibawaannya rela meninggalkan negeri dan bangsanya menuju perjalanan panjang. Yakni menuntut ilmu yang bermanfaat dari Khidir meskipun tanpa diragukan lagi bahwa Musa lebih baik dari Khidir 

Baca juga: 5 Pilihan Doa Ini Bisa Jadi Munajat kepada Allah SWT Perlancar Rezeki

 

2. Ilmu itu adalah firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW. Apapun buku karangan yang kosong dari firman Allah dan sabda Nabi, kata Syekh Aidh, maka kerugiannya lebih besar daripada manfaatnya. Karena dia kehilangan cahaya Alquran dan hadits.  

Sebab agama Nabi Muhammad SAW adalah sebuah kabar yang paling berharga bagi seseorang. Syekh Aidh berkata, "Engkau takkan menolak hadits dan ahlinya karena pendapat itu adalah malam sedangkan hadis adalah siang hari. Ilmu itu firman Allah dan sabda Rasulullah, dan perkataan para sahabat yang tinggi keilmuannya." 

3. Apa sikap kita selaku umat pemimpin yang ditugaskan untuk memimpin seluruh manusia menuju keesaan dan keimanan. Buku-buku telah dicetak dengan cetakan yang istimewa. 

Hadits-hadits telah dikukuhkan kebenarannya. Telah dibuat katalog daftar isi ilmiah hingga mempermudah seorang pelajar untuk mencari suatu hadits atau permasalahan tertentu.  

 

Sehingga tidak ada udzur bagi kita untuk tidak mendalami ilmu syariat. Allah SWTT akan menanyakan tentang segala waktu yang tidak kita gunakan untuk menuntut ilmu.

photo
Infografis tentang Nabi Khidir - (Dok Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement