REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenakan hijab sebenarnya bukanlah keputusan yang sulit bagi seorang jurnalis dan mualaf asal Hungaria, Timea Aya Csányi. Sejak mengucapkan syahadat, Timea selalu bermimpi untuk memakai hijab di luar juga.
Bagi sebagian muslimah, ini adalah jihad yang nyata karena mereka tidak dapat membayangkan diri mereka mengenakan jilbab dan menutupi rambut mereka.
Timea sendiri juga banyak bertemu dengan muslimah yang sedang shalat, puasa, kuliah, mencari ilmu, namun mereka selalu mencari alasan untuk tidak berhijab.
“Tapi Alhamdulillah, dalam kasus saya, saya sangat tertarik dengan hijab,” ujar Timea dikutip dari laman aboutislam, Jumat (2/2/2024).
Tak bisa digambarkan betapa sedih dan cemburunya saat Timea melihat seorang muslimah di jalan berjalan dengan hijab cantiknya. Di satu sisi, Timea sangat senang bertemu dengannya karena di Budapest (Ibukota Hungaria) sangat jarang melihat seorang wanita Muslim berhijab.
“Tetapi di sisi lain, saya merasa sangat kecewa karena saya juga seorang Muslim, namun saya takut dia tidak akan pernah mengenali saya dan menyapaku dengan “Salam”; sebaliknya dia akan pergi begitu saja tanpa memikirkan bahwa dia baru saja melewati seorang saudara perempuan Muslim. Saya sangat kecewa karena saya merasa ‘keluar dari grup’,” kata Timea.
Jilbab bagi Timea adalah tanda seorang wanita Muslim sejati dan ia merasa seperti berada di antara keduanya, yakni seorang Muslim yang sudah menyatakan keimanannya, namun tetap saja “bukan yang sejati”.
Lanjut ke halaman berikutnya >>>