Ahad 14 Apr 2024 12:22 WIB

Malaysia Kutuk Serangan Israel Terhadap Pekerja Kemanusiaan di Rafah

Serangan itu termasuk kepada pekerja bantuan yang menangani bantuan dari Malaysia.

Kamp Pengungsi Rafah, Gaza
Foto: republika
Kamp Pengungsi Rafah, Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia mengutuk keras serangan brutal yang dilakukan pasukan rezim Israel (IOF) pada Jumat (12/4/2024) di Rafah. Serangan ini secara terang-terangan menyerang dan melukai beberapa konvoi bantuan kemanusiaan dan relawan.

Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) dalam pernyataan media diterima di Kuala Lumpur, Ahad, (14/4/2024), mengatakan serangan itu termasuk kepada pekerja bantuan yang menangani bantuan dari Malaysia melalui Operasi (Ops) Ihsan.

Baca Juga

Serangan terhadap pekerja kemanusiaan, relawan, dan individu tak bersenjata yang melakukan upaya bantuan sama sekali tidak bisa diterima. Pernyataan itu menyebutkan, kekejaman yang dilakukan Israel itu mencerminkan kekejaman yang melampaui pemahaman dan pembenaran apa pun.

Tidaklah cukup lagi hanya mengutuk tindakan tirani itu secara menyeluruh. Sudah saatnya komunitas internasional bersatu dan menuntut Israel menghentikan tindakan tidak manusiawi tersebut dan bertanggung jawab atas kejahatan mereka.

Jika Israel sebelumnya mengklaim, tindakan tersebut merupakan tindakan yang diperlukan untuk membela diri, tindakan mereka sejak Oktober tahun lalu jelas menunjukkan kebalikannya. Pernyataan itu menyebutkan Israel jelas-jelas merupakan pihak yang menyerang dan meneror.

Di saat bantuan sangat dibutuhkan untuk menjangkau rakyat Palestina, rezim Israel terus menerapkan pembatasan dan penghalang untuk menyiksa orang lanjut usia, orang sakit, perempuan dan anak-anak.

Itu kedua kalinya operasi Ops Ihsan diganggu dan nyawa para relawannya terancam tanpa alasan. Serangan pertama terjadi pada 14 Maret 2024 yang merenggut nyawa delapan warga Palestina dan melukai lebih dari 20 lainnya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement