Senin 17 Jun 2024 09:16 WIB

Satu dari Tiga Orang Boikot Produk Terafiliasi Israel, Indonesia Tiga Besar Survei Global

Survei soal boikot produk Israel dilakukan terhadap 15 ribu responden di 15 negara.

Red: Andri Saubani
Sejumlah orang mengikuti aksi damai bermilyar dukungan untuk Gaza dan Palestina di Kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Ahad (9/6/2024) . Aksi tersebut menuntut agar Israel menghentikan tindakan agresi militer ke Palestina dan mengutuk keras tindakan brutal Israel yang menyerang warga sipil termasuk anak-anak. Dalam aksi itu juga menyerukan boikot terhadap produk-produk yang mendukung Israel.
Foto:

Pada Maret, raksasa retail Alshaya Group, yang memiliki hak membuka gerai-gerai Starbucks di Timur Tengah, memutuskan memecat hingga 2.000 staf mereka di kawasan itu dan di Afrika Utara atau empat persen dari total jumlah pekerja mereka. Pemecatan itu sebagai dampak aksi boikot.

CEO McDonald's, Chris Kempczinski pada awal tahun ini juga mengungkapkan, bahwa omzet penjualan mereka melemah di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Malaysia dan Indonesia, dan juga di Timur Tengah.

Pada Oktober 2023, langkah McDonald's yang mengumumkan pemberian makanan gratis untuk tentara IDF sempat memicu amarah aktivis pro-Palestina. Di Pakistan, McDonald's sampai harus menurunkan harga jual produk mereka dan membuat pernyataan bahwa jaringan restoran mereka di Pakistan tidak berhubungan langsung dengan waralaba McDonald's di Israel.

 

"Dampak perang (Gaza) terhadap waralaba yang terus berlanjut mengecewakan dan tanpa dasar," kata Kempczinski dalam sebuah rapat perusahaaan dengan analis, pada pekan lalu.

Konsumen di kawasan Teluk, telah lama menjadi andalan bagi perusahaan-perusahaan dari negara Barat karena populasi muda mereka relatif memiliki daya beli yang tinggi. Ekonomi mereka yang utamanya dari hasil produksi minyak tak terpengaruh oleh perang seperti negara-negara Arab lain sejak gerakan Arab Spring.

Middle East Eye melaporkan, bagaimana konsumen di Oman, partner kunci negara Barat, ikut memboikot produk-produk dari negara Barat yang terafiliasi AS dan sekutu pendukung Israel. Mereka mengganti minuman seperti Mountain Dew ke Kinsa, merk minuman ringan asal Saudi. Di Pakistan, merek lokal mulai memproduksi barang-barang buatan dalam negeri untuk menggantikan minuman ringan dan kosmetik dari Barat.

Survei Trust Barometer juga menunjukkan peningkatan angka nasionalisme konsumen di negara-negara Teluk. Responden di Saudi dan Uni Emirat Arab contohnya, mengatakan, bahwa mereka kini lebih memilih untuk membeli produk lokal daripada merek Barat. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement