Lalu datanglah pasukan pengawal menjemput Sarah dan Ibrahim. Keduanya dihadapkan kepada si sultan. Si pemegang tahta bertanya kepada Ibrahim, “Siapa engkau?” kemudian Ibrahim tidak menyebut dirinya sebagai suami Sarah. Dia malah menjawab, “Saya saudara Sarah.” Karena dusta itu, Ibrahim selamat dari ancaman si penguasa zalim.
Ibrahim diminta keluar dan Sarah tetap bersama si sultan. Ibrahim berdoa agar Allah melindungi Sarah. Sarah juga berdoa yang sama.
Sementara si Sultan hendak menjamah Sarah, tapi tidak pernah berhasil. Tubuhnya mendadak gemetar dan membeku ketika hendak berbuat jahat terhadap Sarah.
Si Sultan ketakutan, sampai akhirnya menganggap Sarah adalah wanita hebat. Akhirnya, keduanya dibebaskan. Selamatlah Ibrahim dan Sarah dari kezaliman penguasa.