Rabu 31 Jul 2024 08:20 WIB

Sandera Hamas Dibawakan Pizza, Tahanan Israel Dipukuli Hingga Meninggal

Muncul kesaksian soal perlakuan manusiawi terhadap tawanan di Gaza.

Red: Fitriyan Zamzami
Yocheved Lifshitz (85 tahun) yang disandera di Gaza setelah dibebaskan oleh militan Hamas, di Rumah Sakit Ichilov di Tel Aviv, Israel, Selasa, 24 Oktober 2023.
Foto:

Sebaliknya, tahanan Palestina menjadi sasaran kekerasan yang merajalela dan “perampasan dalam sistem penjara Israel”, tulis the Washington Post dalam sebuah laporan pada Senin. 

Surat kabar tersebut dilaporkan berbicara dengan 11 mantan tahanan dan enam pengacara. Mereka memeriksa catatan pengadilan dan meninjau laporan otopsi, mengungkapkan kekerasan dan kebrutalan yang merajalela, terkadang mematikan, dan dilakukan oleh otoritas penjara Israel.”

Menurut laporan tersebut, rincian kematian para tahanan diceritakan oleh para saksi mata dan dikuatkan oleh dokter dari Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel (PHRI).

Laporan tersebut mengutip Jessica Montell, direktur eksekutif kelompok hak asasi manusia Israel HaMoked, yang mengatakan bahwa sistem penjara Israel “sangat penuh sesak” dan “kekerasan merajalela.”

Bahkan kepala intelijen Israel Ronen Bar memperingatkan dalam suratnya kepada otoritas penjara pada 26 Juni bahwa “kondisi di penjara negara tersebut dapat menyebabkan lebih banyak tindakan hukum internasional”, karena “sistem penjara, yang dibangun untuk 14.500 narapidana, tidak bisa menampung 21.000 orang termasuk sekitar 2.500 tahanan dari Gaza”.

Salah satu tahanan yang diwawancarai oleh the Washington Post melaporkan bahwa Abdulrahman Bahash, seorang tahanan Palestina berusia 23 tahun, dipukuli sampai mati oleh penjaga Israel di penjara Megiddo.

“Penjaga menyerang mereka ‘dengan cara yang gila’,” kata tahanan tersebut. ‘Mereka menggunakan tongkat mereka, mereka menendang kami… ke seluruh tubuh kami’,” kata tahanan tersebut.

“Bahash kembali dengan luka memar yang dalam, mengeluh tulang rusuknya mungkin patah. Ketika dia mencari bantuan medis, kata teman satu tahanannya, dia dikirim kembali dengan Acemol, obat penghilang rasa sakit yang sederhana,” lanjut laporan itu. Bahash meninggal sekitar tiga minggu kemudian, pada 1 Januari.

Menurut Post, laporan dari dokter PHRI Daniel Solomon mengungkapkan tanda-tanda cedera traumatis pada dada kanan dan perut kiri, menyebabkan banyak patah tulang rusuk dan cedera limpa, yang mungkin disebabkan oleh penyerangan.

Menurut laporan tersebut, setiap mantan narapidana mengatakan bahwa berat badan mereka turun secara signifikan di penjara, yaitu antara 15 sampai 20 kilogram.

“Jurnalis Moath Amarneh, 37, dipenjara selama enam bulan di Megiddo setelah merekam demonstrasi di Tepi Barat, mengatakan bahwa selnya yang beranggotakan enam orang menahan hingga 15 orang selama dia berada di sana,” lapor Post.

Menurut Amarneh, “para narapidana berbagi sepiring sayuran dan yogurt untuk sarapan. Untuk makan siang, setiap tahanan menerima setengah cangkir nasi, dan sel – berapapun jumlah pria di dalamnya – akan membagi sepiring irisan tomat atau kubis.”

photo
Kondisi di Kamp Sde Teiman di Gurun Negev. - (Twitter/X)

Muazzat Obayat (37) seorang binaragawan amatir menceritakan bahwa berat badannya telah turun “lebih dari 45 kilogram dalam sembilan bulan” di tahanan Israel. “Dia berbisik ketika dia menggambarkan seorang penjaga melakukan pelecehan seksual terhadapnya dengan sapu,” kata laporan itu, menambahkan bahwa Obayat mengatakan: “Ini seperti di  Guantánamo”.

Warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia telah mendokumentasikan pelecehan yang meluas di dalam penjara Israel bahkan sebelum Israel melancarkan perang genosida di Gaza hampir 10 bulan lalu. Penahanan semena-mena terhadap ribuan warga Palestina dan penyiksaan yang mereka alami tersebut jadi salah satu alasan pejuang Palestina menyandera tentara dan warga sipil dari Israel untuk ditukarkan dengan kebebasan warga Palestina yang ditahan Israel tanpa proses hukum.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement