REPUBLIKA.CO.ID, Kisah pengarang Maulid Burdah ini sangat terkenal dalam tradisi Islam, terutama terkait dengan pujian terhadap Nabi Muhammad dalam bentuk syair atau kasidah. Salah satu karyanya yang paling masyhur adalah Qasidah Burdah, yang artinya "Syair Jubah".
Shalawat Burdah kerap dibacakan ketika maulid Nabi Muhammad SAW maupun dalam tiap pengajian. Shalawat Burdah ini dikarang Imam Al-Bushiri atau yang bernama lengkap Abu Abdillah Syarafuddin Muhammand bin Sa'id bin Hammad bin Muhsin bin Abdillah bin Shonhaji bin Hilal As-shonhaji Albushiry Al-mishri.
Imam al-Bushiri (1211–1294 M) adalah seorang penyair dan ulama terkemuka dari Mesir. Ia lahir di desa Dalas, salah satu desa Bani Yusuf di dataran tinggi Mesir. Al-Bushiri kecil kemudian tumbuh di Bushir, desa asal ayahnya. Nisbat atau sebutan al-Bushiri menunjuk pada desa tersebut.
Al-Bushiri wafat ketika berumur 87 tahun dan dimakamkan di dekat makam Syaikh Abil ‘Abbas al-Mursi di kota Iskandaria, Mesir. Namun, namanya sampai saat ini masih sering disebut-disebut karena karyanya, Qasidah Burdah.
Dalam sejumlah riwayat, kisah pengarangannya penuh dengan keajaiban yang melibatkan kesembuhan Imam al-Bushiri dari sakit parah. Diceritakan bahwa Imam al-Bushiri mengalami penyakit lumpuh yang sangat berat, sampai-sampai ia hampir putus asa dalam mencari pengobatan.
Dalam keadaan sakit tersebut, ia memperbanyak shalawat dan memuji Nabi Muhammad melalui syair-syair. Salah satu hasil dari pengabdian dan kecintaannya pada Nabi adalah penyusunan Qasidah Burdah.