Senin 23 Sep 2024 13:48 WIB

Populasi Korsel Terancam Menyusut 30 Persen dalam 50 Tahun Mendatang

Populasi Korsel diproyeksikan berada angka 36 juta, sementara tahun ini 52 juta.

Rep: Antara/Yonhap-OANA/ Red: Qommarria Rostanti
Ibu dan bayinya di Korea Selatan (ilustrasi). Populasi Korsel diproyeksikan berada angka 36 juta pada 2072, turun 30,8 persen dari 52 juta tahun ini.
Foto: Dok. EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
Ibu dan bayinya di Korea Selatan (ilustrasi). Populasi Korsel diproyeksikan berada angka 36 juta pada 2072, turun 30,8 persen dari 52 juta tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan, negara yang dikenal dengan kemajuan teknologinya, tengah menghadapi tantangan serius di bidang demografi. Korsel diperkirakan akan mengalami penurunan populasi yang signifikan dalam 50 tahun ke depan, dan peringkat populasi globalnya akan turun 30 level akibat tingkat kelahiran yang sangat rendah dan penuaan yang cepat, menurut data yang dirilis pada Senin (23/9/2024).

Populasi Korsel diproyeksikan berada angka 36 juta pada 2072, turun 30,8 persen dari 52 juta tahun ini. Populasi Korsel mencapai puncaknya pada tahun 2020 dan telah mengalami penurunan sejak saat itu, menurut data dari lembaga statistik Korea.

Baca Juga

Sementara itu, populasi dunia diperkirakan akan terus meningkat selama periode tersebut, mencapai 10,22 miliar pada 2072, dibandingkan dengan sekitar 8,16 miliar tahun ini. Korsel merupakan negara dengan populasi terbesar ke-29 di dunia pada 2024, namun peringkatnya diperkirakan akan turun ke posisi ke-59 pada 2072, kata lembaga tersebut.

Negara ini menghadapi tantangan demografi yang serius, di mana banyak anak muda memilih untuk menunda atau tidak mau menikah atau tidak memiliki anak, sejalan dengan perubahan norma sosial dan gaya hidup, serta di tengah pasar kerja yang sulit dan harga rumah yang terus meningkat. Tingkat kesuburan, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita sepanjang hidupnya, mencapai angka terendah baru yaitu 0,72 pada tahun 2023, turun dari 0,78 pada tahun sebelumnya. Angka ini jauh lebih rendah dari tingkat pengganti 2,1 yang diperlukan untuk menjaga populasi Korsel stabil di angka 51 juta.

Menurut perkiraan, rasio ketergantungan populasi Korsel diproyeksikan tumbuh menjadi 118,5 orang pada 2072 dari 42,5 orang tahun ini, yang berarti tekanan yang lebih besar pada populasi produktif. Rasio ini merujuk pada persentase anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas terhadap 100 orang yang produktif secara ekonomi, yaitu mereka yang berusia 15-64 tahun.

Korsel berada di urutan ke-208 dalam daftar rasio ketergantungan populasi yang melibatkan 236 negara pada 2024, tetapi diperkirakan akan menduduki posisi ketiga pada 2072 setelah Hong Kong dan Puerto Rico, menurut data tersebut. Persentase orang berusia 65 tahun ke atas mencapai sekitar 19,2 persen dari total populasi tahun ini dan diperkirakan akan melonjak menjadi 47,7 persen pada 2072.

Proporsi populasi usia kerja, atau mereka yang berusia 15-64 tahun, mencapai sekitar 70,2 persen dari total pada tahun 2024 tetapi akan turun menjadi 45,8 persen pada 2072. Korsel diperkirakan akan menjadi masyarakat super tua pada tahun 2025, di mana proporsi mereka yang berusia 65 tahun ke atas akan mencapai 20 persen dari total populasi.

Negara ini menjadi masyarakat tua pada 2017, ketika proporsi orang tua melebihi 14 persen. Populasi Korea Utara diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2032 sebelum turun menjadi 23 juta pada 2072 dari 26 juta pada tahun 2024. Akibatnya, jumlah total populasi Korea Selatan dan Utara diperkirakan menjadi 59 juta pada 2072, dibandingkan dengan 78 juta pada tahun 2024.

India merupakan negara dengan populasi terbanyak pada tahun 2024 dengan 1,45 miliar, diikuti oleh China dengan 1,42 miliar dan Amerika Serikat dengan 345 juta. Pada 2072, India diperkirakan akan tetap menduduki posisi teratas, diikuti oleh China dan AS. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement