Senin 17 Jan 2011 05:44 WIB

Israel Bangun 1.400 Rumah, Singkirkan Warga Palestina

Permukiman Jerusalem Timur
Permukiman Jerusalem Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM-- Satu proyek konstruksi baru yang akan membangun 1.400 rumah diizinkan di lokasi permukiman Jerusalem timur yang diduduki Israel, demikian kata radio militer Israel, Ahad.

Rumah-rumah itu akan dibangun di permukiman Gilo, dekat Bethlehem dan diperkirakan akan diizinkan oleh komsisi perencanaan distrik dalam beberapa hari ke depan, kata laporan itu.

Berbicara di radio itu, para anggota dewan kota tersebut mengkonfirmasikan proyek itu, yang dikecam oleh kelompok sayap kiri tetapi didukung kelompok kanan.

"Tidak diragukan satu persetujuan bagi konstruksi-konstruksi ini akan merupakan satu pukulan telak bagi proses perdamaian dengan Palestina," kata anggota dewan kota itu, Meir Margalit, dari partai Meretz yang berhaluan kiri.

Perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina mengalami jalan buntu karena masalah permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem timur.

Palestina menolak berunding dengan Israel karena negara itu membangun rumah di tanah yang

mereka ingin jadikan wilayah negara mereka kelak, tetapi Israel bersikeras melanjutkan pembangunan permukiman itu.

Pada Maret 2010, Kementerian Dalam Negeri Israel mengumumkan rencana untuk membangun 1.600 rumah di Ramat Shlomo, lingkungan tempat tinggal Yahudi Ortodoks di Jerusalem timur.

Israel menduduki Jerusalem timur dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian menganeksasinya dalam satu tindakan yang dikecam dan tidak pernah diakui internasional. Negara Yahudi itu menganggap seluruh Jerusalem sebagai ibu kotanya " yang tidak dapat dibagi dua."

Palestina menganggap Jerusalem timur sebagai ibu kota negara mereka kelak dan menentang keras setiap suaha untuk memperluas kekuasaan Israel atas daerah itu. Sejak tahun 1967, Israel telah membangun beberapa permukiman Yahudi d bagian timur Jerusalem, dengan Gilo termasuk yang pertama dibangun.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement