Ahad 04 Aug 2013 17:04 WIB

AS dan Eropa Tutup Kedutaan di Timur Tengah

Rep: Nur Aini/ Red: Nidia Zuraya
Kedubes AS di Suriah
Foto: dw-world
Kedubes AS di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JALALABAD -- Amerika Serikat (AS) menutup sementara 21 kedutaan besar dan konsulat di sejumalh negara Muslim. Langkah itu diikuti sejumlah negara Eropa yang menutup kedutaan besarnya di Yaman karena khawatir rencana serangan Al Qaeda.

AS menutup fasilitas kedutaannya pada Ahad (4/8), setelah mendapat informasi dan Al Qaeda serta aliansinya akan meningkatkan serangan ke negara barat bulan ini. Interpol menerbitkan peringatan keamanan global setelah ratusan militan membebaskan sejumlah tahanan yang terkait jaringan teror Al Qaeda.

Interpol juga memperingatkan setelah sembilan orang tewas di dekat konsulat India di kota Afganistan, Jalalabad. Inggris, Jerman, Perancis, dan Belanda mengatakan pihaknya menutup kedutaan besar di Yaman pada Ahad (4/8) dan Senin (5/8) karena alasan keamanan.

Otoritas Yaman mengatakan negara dalam kondisi peringatan tinggi. AS juga menerbitkan peringatan perjalanan kepada warga negaranya karena potensi serangan teroris. Pasukan militer dilaporkan berada di Kedutaan Besar AS dan Inggris di ibukota Yaman, Sanaa pada Sabtu (3/8) kemarin. Inggris juga menarik sejumlah staf di kedutaan besar dari Sanaa.

Dalam laporan Al Jazeera, Ahad (4/8), penarikan tersebut karena kekhawatiran hari terakhir Ramadhan dan Idul Fitri. Inggris dan Jerman mengatakan alasan penutupan karena instabilitas di Yaman. Otoritas AS mengadakan pertemuan dengan Presiden Barack Obama karena ancaman keamanan tersebut. Namun, belum ada pernyataan resmi untuk peningkatan keamanan.

Interpol menerbitkan peringatan karena mencurigai Al Qaeda terlibat dalam serangan penjara di sembilan negara termasuk Irak, Libya, dan Pakistan. Serangan penjara tersebut membebaskan ratusan teroris dan kriminal lain dalam sebulan. Peringatan tersebut diberikan kepada 190 negara untuk membantu koordinasi menghadapi kondisi tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement