Rabu 07 Aug 2013 06:10 WIB

Senator McCain tetap Sebut Aksi Militer Sebagai "Kudeta" Mesir

Senator partai republik AS John McCain
Foto: history.howstuffworks.com
Senator partai republik AS John McCain

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Senator AS John McCain, Utusan Khusus Presiden Barack Obama yang saat ini berkunjung ke Mesir tetap menyebut pelengseran presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu sebagai "kudeta".

"Kami memaklumi aspirasi demokrasi dan kritik terhadap pemerintahan Moursi lewat jutaan orang turun ke jalan, dan kami juga mengatakan bahwa pelengseran Moursi adalah suatu kudeta," kata McCain dalam jumpa pers di Kairo bersama Lindsey Graham, temannya sesama senator dari Partai Republik, Selasa (6/8).

McCain dan Graham tiba di Kairo pada Senin sebagai utusan khurus Prsiden Barack Obama untuk berembuk dengan kalangan pemimpin transisi Mesir dalam upaya mengakhiri krisis di negara itu.

Kendati demikian, McCain menegaskan keberadaan mereka di Mesir bukan untuk memikirikan masa lalu, tapi untuk membantu neagra itu untuk bergerak maju secara damai dan demokratis.

Selain itu, McCairn juga mendesak untuk pembebasan Moursi dan para petinggi Ikhwanul Muslimin yang ditahan pasca-pelengseran Mursi. Mursi ditahan di tempat yang dirahasiakan sejak dilengserkan pada awal bulan silam.

Pekan lalu, Mursi kali pertama dikunjungi oleh seorang pejabat negara asing, yaitu Kepala Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton.

Menurut McCain, tidak mungkin berdialog dengan seseorang yang ditahan untuk menyelesaian krisis di negara ini, merujuk pada upaya pemerintah transisi untuk berdialog dengan semua pihak termasuk Ikhwanul Muslimin.

Pernyataan McCain ihwal pelengseran Mursi tersebut berlawanan dengan Gedung Putih, yang sebelumnya berhati-hati menyebut pelengseran Moursi bukan sebagai "kudeta", tapi "kehendak rakyat".

Sikap kehati-hatian Gedung Putih itu untuk menghindari kebijakan pemerintah AS menyangkut bantuan rutin tahunan kepada Mesir senilai 1,5 miliar dolar AS, sebesar 1,3 miliar dolar AS di antaranya untuk bantuan militer. 

Ketika ditanya, mengapa beda pendapat dengan Gedung Putih, mantan calon presiden yang dikalahkan Obama itu mengatakan, "Saya berbicara mewakili teman-teman senator, bukan mewakili Gedung Putih".

Dalam kunjungan dua hari ke Mesir tersebut, McCAin dan Graham bertemu dengan Menteri Pertahanan/Panglima Angkatan Bersenjata Jederal Abdel Fatah Al Sisi, Wakil Presiden Urusan Luar Negeri Mohamed ElBaradei, Perdana Menteri Hazem Al Bablawi dan Koalisi Untuk Legtimasi pendukung Mursi

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement