Kamis 27 Feb 2014 19:28 WIB

2000 Pemilih di Australia Akui Mencoblos Lebih dari Sekali

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Hampir 2.000 pemilih di Australia mengakui mencoblos lebih dari sekali dalam Pemilu 7 September 2013 lalu. Salah seorang di antaranya mencoblos sampai 15 kali.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Australia, the Australian Electoral Commission (AEC) menyatakan, pihaknya menyelidiki sekitar 19 ribu kasus pencoblosan lebih dari satu kali oleh seorang pemilih.

Ribuan kasus ini, menurut KPU, disebabkan oleh kesalahan petugas KPU sendiri.

Namun pejabat sementara Komisioner KPU Tom Rogers mengatakan di depan pemeriksaan senat, Selasa (25/2) lalu, pihaknya secara khusus memeriksa hampir 2.000 kasus.

Menurut Rogers, sekitar 81 persen dari 2.000 kasus ini dilakukan pemilih usia lanjut, dengan kemampuan baca-tulis yang kurang memadai atau kurang mengerti proses pencoblosan.

KPU Australia mengungkapkan, 128 pemilih mencoblos lebih dari dua kali. Termasuk di dalamnya, 92 pemilih mencoblos tiga kali serta 22 pemilih lainnya mencoblos empat kali.

Senator Dean Smith dari Partai Liberal mendesak Rogers untuk menjelaskan angka-angka tersebut. "Apa alasannya mengapa mereka mencoblos dua, tiga, dan empat kali?" katanya. "Saya tidak yakin ada alasan yang sah bagi mereka yang mencoblos 6, 9, 12, dan 15 kali".

Rogers mengatakan, KPU bekerjasama dengan Kepolisian Federal dan pihak penuntut dalam menyelisiki kasus ini.

"Ini masih dalam penyelelidikan, saya tidak bisa menjelaskan apa alasannya," kata Rogers.

Di depan pemeriksaan senat itu, KPU kembali menyatakan permintaan maaf atas kesalahan yang terjadi.

KPU Australia sebelumnya dikecam karena hilangnya hampir 1.400 kertas suara di daerah pemilihan Australia Barat. Kasus itu menyebabkan Komisioner KPU Ed Killesteyn mengundurkan diri.

Pemilu ulang untuk kursi senat di dapil Australia Barat diperkirakan akan menelan biaya 20 juta dolar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement