Kamis 11 Dec 2014 16:06 WIB

Ribuan Orang Protes Pembangunan Kanal Cina di Nikaragua

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden Nikaragua, Daniel Ortega (kiri) bersama istri, Rosario Murillo (kanan) bertemu dengan Hugo Chavez (tengah). Nikaragua kini bersama dengan Venezuela, Bolivia dan Kuba menjadi negara Amerika Latin yang memutuskan hubungan diplomasi dengan Israel
Foto: REUTERS
Presiden Nikaragua, Daniel Ortega (kiri) bersama istri, Rosario Murillo (kanan) bertemu dengan Hugo Chavez (tengah). Nikaragua kini bersama dengan Venezuela, Bolivia dan Kuba menjadi negara Amerika Latin yang memutuskan hubungan diplomasi dengan Israel

REPUBLIKA.CO.ID, MANAGUA -- Ribuan petani, anak muda dan aktivis melakukan protes di bagian timur ibukota negara Nikaragua, Rabu (10/12).

Mereka melawan rencana pembangunan kanal yang akan mengancam tanah dan mencemari danau air bersih terbesar di Amerika Tengah.

Mereka pawai di sepanjang wilayah timur Managua mengibarkan bendera Nikaragua dan mengatakan tidak pada kanal. Proyek tersebut dibuat oleh Cina dan dioperasikan oleh perusahaan berbasis di Hong Kong, Hong Kong Nikaragua Development. "Keluar Cina!," kata mereka.

Perusahaan tersebut hendak membuat konstruksi dan mengurus kanal dengan kontrak pertama selama 100 tahun. Protes pada Rabu kemarin merupakan protes nasional pertama yang dilakukan untuk melawan proyek 50 milyar tersebut.

Kanal akan menghubungkan Lautan Atlantik dan Pasifik. Proyek menghancuran tanah rencananya dilakukan bulan ini. Sebelumnya, protes kecil-kecilan dilakukan di jalur proyek. Seorang petani, Darling Cruz mengatakan proyek tersebut hanya akan menguntungkan Cina.

"Presiden Daniel Ortega sedang menjual tanah air kami," kata seorang pengunjuk rasa lain. Mereka juga mengajukan petisi untuk meraih perhatian dari komunitas internasional. "Kami tidak ingin membelah Nikaragua jadi dua," kata Wilson Pross.

Pross berargumen bahkan anak-anak mereka tidak akan mendapatkan keuntungan dari proyek 100 tahun itu. Sementara, Presiden Ortega mengatakan jalan air itu akan seperti kanal Panama yang menciptakan cukup lapangan kerja untuk mengentaskan kemiskinan dari setengah populasi negara tersebut.

Kanal Panama sendiri menghasilkan keuntungan hingga 1 milyar dolar AS setiap tahunnya. The Greater Inter-Oceanic Canal Commission yang mengatur proyek mengatakan mereka akan membayar secara adil pada mereka yang propertinya diambil alih untuk proyek.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement