REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah memukul balik kritik Kongres AS mengenai kesepakatan nuklir dengan Iran, dan mengatakan bahwa kemungkinan mereka bisa menyarankan kesepakatan yang lebih baik adalah sebuah "fantasi”.
Dia mengatakan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS: "Kami berangkat untuk membongkar kemampuan [Iran] untuk membangun senjata nuklir dan kami mencapai itu."
Calon presiden dari Partai Republik, Marco Rubio mengatakan kepadanya kesepakatan itu merupakan kesepakatan yang "cacat secara mendasar".
Kongres AS memiliki waktu sampai 17 September untuk menyetujui atau menolak kesepakatan tersebut.
Sementara itu, Presiden Iran juga telah membela kesepakatan tersebut minggu lalu, yang merupakan hasil dari hampir dua tahun perundingan intensif dengan P5 + 1, kelompok kekuatan dunia - AS, Inggris, Perancis, Cina dan Rusia ditambah Jerman.
Presiden Iran Hassan Rouhani, dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi, mengatakan kesepakatan itu mewakili "halaman baru dalam sejarah" dan diinginkan oleh rakyat Iran.
Berdasarkan kesepakatan itu, Iran harus menghentikan kegiatan nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi. Teheran selalu bersikeras bahwa ambisi nuklirnya damai dan terkait energi.