Rabu 08 Mar 2017 06:29 WIB

PM Australia Puji Islam dan Demokrasi di Indonesia

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Joko Widodo (tengah), PM Australia Malcom Turnbull (kanan) dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kiri) memberikan keterangan pers hasil pertemuan para kepala negara dan pimpinan delegasi dalam rangkaian KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) 20
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (tengah), PM Australia Malcom Turnbull (kanan) dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kiri) memberikan keterangan pers hasil pertemuan para kepala negara dan pimpinan delegasi dalam rangkaian KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) 20

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull memuji Indonesia yang menjadi negara dengan prinsip demokrasi dan keagamaan yang kuat. Ia sangat mengapresiasi hal ini dapat terjaga dan berdampingan bersama-sama dengan baik.

Keagamaan yang dimaksud khususnya adalah Islam. Turnbull menilai Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dapat membuat Islam dan demokrasi dapat berjalan berdampingan dengan baik di negara ini tanpa hambatan yang siginifikan.

“Saya mengapresiasi Presiden Indonesia dalam membuat Islam dan demokrasi dapat berjalan berdampingan, ini suatu hal yang harus didukung,” ujar Turnbull dalam pidato penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (IORA), Selasa (7/3).

Dalam pidato itu, ia juga mengatakan betapa pentingnya IORA terus meningkatkan kerjasama di bidang keamanan untuk mengadapi terorisme dan ekstremisme. Ia menyadari ancaman tersebut sangat berbahaya dan mungkin terjadi di kawasan Samudera Hindia, bahkan seluruh dunia.  

Ia juga mengapresiasi Indonesia yang berkomitmen menjaga keamanan dan stabilitas Samudera Hindia. Langkah ini ditandai dengan Jakarta Concord, yaitu berupa dokumen yang menekankan kerjasama berkelanjutan,  untuk memperkuat arsitektur regional dalam menghadapi tantangan di kawasan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement