Jumat 27 Oct 2017 09:29 WIB

Gus Sholah Ajak Tokoh NU Rangkul Kader HTI

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
 Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah (tengah) saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10).
Foto: Republika/Muhyiddin
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah (tengah) saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) mengajak kepada ulama pesantren untuk merangkul mantan kader-kader Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kader-kader HTI tidak punya tempat lagi untuk berekspresi dan munangkan gagasannya, pascaorganisasi tersebut dibubarkan oleh pemerintah.

Gus Sholah juga mengatakan, mantan kader-kader HTI sudah tidak perlu lagi berteriak-teriak mendirikan negara khilafah. Karena menurutnya, HTI tidak akan bisa mendirikan khilafah di Indonesia.

"Jadi tidak perlu teriak-teriak, sudahlah. Pemerintah sudah membubarkan, kita anggap baik, tapi kan tidak selesai," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10).

Menurut Gus Sholah, kader-kader HTI harus mendapat pembinaan dari semua pihak, bukan justru disudutkan. Karena, sejatinya kader-kader HTI itu juga merupakan rakyat Indonesia, sehingga ke depannya mereka sadar bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman suku maupun agama.

"Bagaimana kita membina orang-orang HTI yang banyak jumlahnya dan kebanyakan itu dari perguruan tinggi non-agama. Ini harus kita rangkul, jangan kita sudutkan, ayo kita rangkul harus kita sadarkan mereka," ucap tokoh NU yang telah lama dikenal sebagai sosok yang idealis ini.

Sebelumnya juga diberitakan bahwa Gus Sholah tidak yakin HTI bisa membangun negara khilafah di Indonesia. Karena, menurut dia, untuk mendirikan khilafah di Indonesia membutuhkan kekuatan yang sangat besar.

"Saya tidak yakin HTI itu bisa bikin negara Khilafah Islamiyyah, apa yang dia punya? Dia gak punya apa-apa kok. Sama Banser aja kalah HTI. Bagaimana bisa mendirikan negara," katanya di Halaqah Nasional Ulama Pesantren tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement