Selasa 06 Aug 2019 11:46 WIB

Pelemahan Yuan Rugikan Perekonomian Indonesia

Dampak paling teras dari pelemahan yuan adalah semakin mahalnya biaya impor dari Cina

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Mata Uang Cina, Yuan
Foto: xinhua.net
Mata Uang Cina, Yuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- China dengan sengaja membiarkan mata uang Yuan melemah sebagai aksi penyerangan balik terhadap Amerika Serikat (AS). Sejumlah pengamat menilai, pelemahan Yuan tersebut akan berdampak buruk terhadap perekonomian Indonesia.

Peneliti Center Of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet  mengatakan dampak yang paling terasa dalam pelemahan Yuan ini yaitu akan semakin mahalnya biaya impor dari China. Sedangkan Cina merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor Indonesia.

Baca Juga

"Ini akan terasa pada Indonesia yang 13 persen share ekspornya ditujukan ke China," ujar Yusuf saat dihubungi, Selasa (6/8).

Dampak tidak langsung lain apabila Yuan melemah akan berdampak pada melemahnya nilai tukar dolar AS. Ini terjadi karena produk ekspor dari China kembali membanjiri AS yang berakibat defisit perdagangan AS kembali melebar.

Dalam jangka panjang apabila ini berlanjut, kata Yusuf, kebijakan suku bunga acuan AS akan berbalik naik. Kebijakan suku bunga AS tentu akan mempengaruhi kebijakan suku bunga di negara berkembang termasuk Indonesia.

"Apabila suku bunga di Indonesia meningkat, tentu akan semakin memberatkan kinerja ekonomi karena akan semaki memberatkan ongkos pembiaayan di Indonesia," terang Yusuf.

Senada, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menilai pelemahan mata uang yuan ini dapat merugikan Indonesia. Berada dalam satu kawasan, pelemahan yuan bisa menyeret rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar AS.

Di samping itu, ini menjadi salah satu strategi Bank Sentral China untuk membuat produk-produk ekspor China lebih murah di pasar internasional. Ini dikhawatirkan dapat merugikan pemain lokal.

"Barang China yang masuk ke Indonesia harganya akan sangat murah dan bisa memukul pemain-pemain lokal, sehingga tidak bisa berkompetisi dengan barang-barang dari China," jelas Bhima.

Pada sepanjang 2018, produk impor dari Cina khususnya barang konsumsi

sempat terjadi lonjakan yang signifikan. Ini diduga merupakan imbas dari devaluasi. Apabila Yuan terus terdevaluasi, neraca perdagangan Indonesia pun akan memburuk mengingat Indonesia semakin bergantung kepada produk-produk Cina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement