Sabtu 12 Dec 2020 07:48 WIB

Menteri Kebudayaan Prancis Janji Bantu Venue yang Tutup

Bila memungkinkan, Prancis akan membuka kembali venue-venue kebudayaan pada Januari.

Rep: Lintar Satria/ Red: Fuji Pratiwi
Museum Louvre Paris, Prancis. Pemerintah Prancis berjanji akan menggelontorkan dana sebesar 35 juta euro untuk membantu museum, bioskop dan teater yang 'terguncang' perpanjangan peraturan pembatasan sosial Covid-19 tiga pekan lagi.
Foto: EPA
Museum Louvre Paris, Prancis. Pemerintah Prancis berjanji akan menggelontorkan dana sebesar 35 juta euro untuk membantu museum, bioskop dan teater yang 'terguncang' perpanjangan peraturan pembatasan sosial Covid-19 tiga pekan lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Kebudayaan Prancis Roselyne Bachelot berjanji akan kembali menggelontorkan dana sebesar 35 juta euro untuk membantu museum, bioskop dan teater. Venue-venue yang 'terguncang' perpanjangan peraturan pembatasan sosial Covid-19 tiga pekan lagi.

Pada stasiun televisi BFM, Bachelot mengatakan, keputusan untuk tidak membuka kembali museum, bioskop dan gedung teater yang dijadwalkan dibuka pada Selasa (15/12) depan sangat 'mematahkan hati'. Prancis kembali menerapkan peraturan pembatasan sosial karena jumlah kasus infeksi Covid-19 melonjak tajam.

Baca Juga

"Tapi bila kami membuka kembali pada 15 Desembar dan ditutup lagi pada Januari, maka akan membunuh sektor budaya," kata Bachelot, Jumat (11/12).

Ia mencatat pemerintah sudah mengeluarkan 7,5 miliar euro untuk membantu sektor kebudayaan. "Saya beritahu (Perdana Menteri Jean Castex) kami akan membutuhkan tambahan 35 juta euro lagi untuk membantu sektor ini melalui akhir tahun," kata dia.

"Saya tahu saya akan mendapatkannya," kata Bachelot.

Bila kondisi kesehatan publik memungkinkan, Pemerintah Prancis akan membuka kembali venue-venue kebudayaan pada awal Januari mendatang. Presiden Emmanuel Macron mengatakan, peraturan pembatasan sosial pada Oktober dapat dicabut sebagai pada 15 Desember.

Namun dengan syarat angka kasus infeksi turun menjadi 5.000 per hari. Pada Kamis (10/12) kemarin Prancis melaporkan 13.750 kasus baru. Sejumlah tokoh dan institusi budaya Prancis marah dan kecewa dengan keputusan pemerintah memperpanjang peraturan pembatasan sosial.

"Sulit untuk berpikir toko-toko, pesawat, kereta, dan pasar swalayan di Prancis dapat menyambut masyarakat tapi tidak untuk bioskop dan teater yang telah berupaya untuk menjadi tempat yang aman," cicit aktor Prancis, Pierre Niney di Twitter.

Lembaga perfilman Prancis, The National Federation of French Cinemas mengatakan mereka 'terguncang' dengan keputusan pemerintah. "Keputusan yang diambil di saat terakhir dan tanpa alasan yang menyakinkan," kata lembaga tersebut.

Tapi sutradara peraih piala Oscar, Claude Lelouch mengatakan pada stasiun televisi BFM TV yang terpenting saat ini adalah kesehatan. "Saya ingin tetap positif tapi saya sangat sedih untuk semua rekan-rekan saya di industri film," kata Lelouch.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement