Jumat 25 Dec 2020 05:48 WIB

Italia Larang Keluarga Besar Berkumpul Saat Natal

Makan malam keluarga besar dikhawatirkan menyebabkan lonjakan kasus Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Fuji Pratiwi
Salju menyelimuti Menara Pisa di Italia (ilustrasi). Kepolisian Italia melarang keluarga besar dari lintas negara bagian berkumpul saat perayaan Natal guna mencegah peningkatan kasus Covid-19.
Foto: EPA
Salju menyelimuti Menara Pisa di Italia (ilustrasi). Kepolisian Italia melarang keluarga besar dari lintas negara bagian berkumpul saat perayaan Natal guna mencegah peningkatan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Polisi Italia memberlakukan peraturan pembatasan sosial yang baru. Italia melarang keluarga besar yang tinggal berjauhan berkumpul untuk merayakan Natal.

Pejabat kesehatan negara itu meminta masyarakat menggunakan akal sehat demi melindungi orang lanjut usia. Pada Kamis (24/12), Italia memodifikasi karantina nasional untuk hari raya Natal dan Tahun Baru, demikian dilansir Associated Press.

Baca Juga

Milan membatasi pergerakan pribadi maupun aktivitas komersial selama peraturan pembatasan sosial 10 pekan yang paling ketat sejak Maret hingga Mei. Ketika negara itu menjadi pusat wabah virus corona di Eropa.

Kamis ini, jumlah kasus infeksi di Italia tembus di atas 2 juta kasus. Sementara pada Rabu (23/12), Italia juga telah mencatat 70 ribu kasus kematian akibat Covid-19, membuat negara itu menjadi negara dengan angka kematian Covid-19 tertinggi di Eropa.

Tradisi makan malam saat Natal dikhawatirkan dapat memicu lonjakan kasus infeksi. Sebab acara yang sudah menjadi kebiasaan di Italia itu biasanya dihadiri keluarga lintas generasi.

Namun, terlihat banyak orang mengantre di depan toko roti, pasar ikan dan pasar swalayan untuk mempersiapkan makan malam yang dalam Italia disebut cenone. Walaupun pemerintah sudah membatasi jumlah orang yang dapat menghadiri makan malam tersebut. Yakni, hanya dua orang di luar keluarga inti yang boleh hadir.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement