Sabtu 27 Mar 2021 04:46 WIB

NGO Myanmar: 320 orang tewas sejak kudeta militer

Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyampaikan tambahan 34 orang tewas pada Kamis menyusul kekerasan yang terus terjadi di Myanmar - Anadolu Agency

Red: Nur Aini
Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga Myanmar yang tewas telah mencapai 320 orang sejak kudeta militer 1 Februari lalu.
Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga Myanmar yang tewas telah mencapai 320 orang sejak kudeta militer 1 Februari lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga Myanmar yang tewas telah mencapai 320 orang sejak kudeta militer 1 Februari lalu.

Dalam laporannya pada Jumat dini hari (26/3), Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyampaikan tambahan 34 orang tewas pada Kamis menyusul kekerasan yang terjadi di Myanmar.

Baca Juga

“Jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Kami akan terus menambahkan,” terang AAPP, NGO mantan tahanan politik Myanmar di pengasingan, dalam pernyataan yang keluarkan di kantornya di Mae Sot, Thailand.

Menurut AAPP, demonstran terus menggelar aksi mogok dan protes di sejumlah kota, beberapa di antaranya ditindak dengan kekerasan.

“Orang-orang ditembak mati, terluka, dan ditangkap,” kata AAPP.

AAPP melaporkan di Kotapraja Kyaukpadaung, Wilayah Mandalay, seorang pemuda terbunuh. Sedangkan di Kota Mandalay, seorang anak berusia 16 tahun tewas dan sebagian lainnya luka-luka.

Situasi di Myanmar terus bergejolak usai militer merebut kekuasaan pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Menanggapi kudeta tersebut, kelompok sipil di seluruh negeri meluncurkan kampanye pembangkangan sipil dengan demonstrasi massa dan aksi duduk.

 

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/ngo-myanmar-320-orang-tewas-sejak-kudeta-militer/2188685
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement