Senin 12 Apr 2021 14:46 WIB

Ini Penyebab Peningkatan Kasus Covid-19 di India 

Peningkatan kasus disebabkan oleh festival keagamaan dan pelonggaran prokes.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Pekerja India berdiri dalam antrian saat mereka menunggu bus di halte bus di Mumbai, India, 01 Februari 2021. India melaporkan rekor harian infeksi virus corona mencapai 168.912 pada Senin (12/4).
Foto: EPA-EFE/DIVYAKANT SOLANKI
Pekerja India berdiri dalam antrian saat mereka menunggu bus di halte bus di Mumbai, India, 01 Februari 2021. India melaporkan rekor harian infeksi virus corona mencapai 168.912 pada Senin (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India melaporkan rekor harian infeksi virus corona mencapai 168.912 pada Senin (12/4). Rekor harian tersebut membuat India menyalip Brasil dan menempati urutan kedua sebagai negara yang mencatat kasus virus corona tertinggi. 

Data Kementerian Kesehatan India pada Senin menunjukkan jumlah kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir mencapai 904, sehingga totalnya menjadi 170.179. Sementara berdasarkan data Universitas John Hopkins, secara keseluruhan India mencatat 13,53 juta kasus, sedangkan Brasil 13,48 juta kasus. Amerika Serikat tetap memimpin penghitungan global dengan 31,2 juta kasus. 

Baca Juga

Peningkatan kasus virus corona di India disebabkan oleh festival keagamaan, demonstrasi kampanye, dan pemakaian masker yang mulai longgar di sejumlah daerah. Selain itu, pemilihan umum daerah juga sedang berlangsung di beberapa negara bagian. 

Puluhan ribu orang berkumpul di negara bagian Uttarakhand utara untuk Kumbh Mela atau Pitcher Festival, yang merupakan ziarah agama Hindu. Di Maharashtra yang paling parah terkena dampak dan ibukotanya Mumbai, telah menetapkan kebijakan untuk menutup restoran, dan membatasi pertemuan publik. 

India telah menyuntikkan 77 juta dosis vaksin Covid-19 sejak Januari. Namun, vaksinasi Covid-19 per kapita India lebih rendah daripada negara lain. India saat ini hanya memvaksinasi orang yang berusia di atas 45 tahun. 

Sementara tenaga medis dan pekerja garis depan telah mendapatkan suntikan vaksin terlebih dahulu.  Pemerintah dalam beberapa pekan terakhir telah menaangguhkan ekspor vaksin. India sebagai produsen vaksin terbesar telah mengirimkan lebih dari 65 juta dosis ke seluruh dunia.

"Telah digarisbawahi bahwa semua upaya sedang dilakukan untuk mengamankan jumlah vaksin yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang meningkat serta untuk memenuhi kebutuhan asli negara lain," kata kantor Perdana Menteri Narendra Modi dalam sebuah pernyataan.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement