Jumat 11 Jun 2021 17:43 WIB

Debat Sengit Pakar Kesehatan Soal Vaksinasi Anak

Pakar nilai butuh penelitian lebih lanjut tentang vaksinasi Covid-19 bagi anak.

Red: Indira Rezkisari
Seorang perempuan dan anak-anak menggunakan masker saat bermain. Vaksinasi Covid-19 mungkin akan segera dilakukan setelah sejumlah merek vaksin mendapatkan izin penggunaan. Pro kontra seputar vaksinasi Covid-19 ke anak namun masih terjadi.
Foto:

Pengumuman baru Sinovac pekan lalu pun dapat membuka jalan bagi vaksin untuk diberikan kepada anak-anak di seluruh dunia. Seperti diketahui, Sinovac sudah digunakan di puluhan negara dari Brasil hingga Indonesia.

Di Thailand, Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul menyambut baik berita bahwa China telah menyetujui penggunaan darurat untuk anak-anak. Thailand mengandalkan Sinovac untuk membuat sebagian besar pasokan vaksin negara itu.

"Setelah disetujui, kami siap memberikan vaksin untuk semua umur," kata Anutin, Senin.

Pembuat vaksin lain juga bekerja untuk memperluas akses ke orang yang lebih muda. Moderna semisal, meminta izin untuk menggunakan suntikannya pada anak-anak berusia 12 tahun, seperti Pfizer. Kedua perusahaan memiliki penelitian yang sedang berlangsung bahkan pada anak-anak yang lebih muda, hingga usia 6 bulan.

Kendati demikian, pergulatan vaksin terjadi di banyak negara. Di banyak tempat ada kekhawatiran di antara masyarakat tentang kemanjuran vaksin Sinovac versus vaksin Barat. Sementara tingkat kemanjuran tidak dapat dibandingkan secara langsung, sebab uji coba yang dilakukan di bawah kondisi yang berbeda, vaksin Barat telah terbukti sangat efektif dalam mencegah infeksi dalam tes dunia nyata. Suntikan Sinovac telah terbukti efektif dalam mencegah penyakit parah dan rawat inap.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyetujui vaksin Sinovac untuk penggunaan darurat pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas. Ini pun membuka jalan untuk penggunaannya dalam program global yang bertujuan untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Namun demikian, WHO tidak memberikan indikasi kapan akan menyetujui Sinovac untuk mereka yang lebih muda, seperti dilansir dari AP.

Moderna juga telah mengajukan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 untuk orang berusia 12 hingga 17 tahun ke FDA AS. Kasus Covid-19 menurun di AS, tetapi para ahli mengatakan anak-anak harus tetap mendapatkan vaksin ketika mereka bisa. Vaksin Covid-19 Moderna saat ini diizinkan untuk orang berusia 18 tahun ke atas.

Bulan lalu, Moderna merilis hasil uji coba Fase 2/3 terhadap 3.732 anak usia 12 hingga 17 tahun di Amerika Serikat. Tes darah menunjukkan bahwa vaksin menghasilkan respons imun yang setara dengan temuan sebelumnya pada orang dewasa.  

Dalam uji coba itu, pengamatan awal menemukan bahwa tidak ada anak yang menerima vaksin menjadi sakit Covid-19 mulai 14 hari setelah dosis kedua mereka. Empat dari anak-anak yang menerima plasebo dinyatakan positif Covid-19.

Perusahaan telah mengajukan otorisasi vaksin usia lebih muda dengan regulator di Kanada dan Eropa, dilansir di CNN Health, Jumat (11/6).

Di Indonesia, meski vaksinasi bagi anak-anak belum tercakup dalam program namun vaksin bagi remaja di atas 18 tahun sudah akan dimulai. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengaku mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi kelompok remaja. Namun ia mengingatkan pemerintah agar menjamin ketersediaan stok vaksin Covid-19 lebih dulu.

Dicky menyampaikan saat ini pemerintah sebaiknya fokus menuntaskan vaksinasi terhadap lansia dan kelompok berisiko. Kemudian barulah menyusul nantinya menyasar kelompok remaja.

"Vaksin remaja kalau direalisasi itu yang harus dipastikan adalah stoknya. Amankan dulu buat yang berisiko seperti lansia, komorbid yang bisa lintas usia. Mereka yang bisa berkontribusi pada angka sakit dan kematian," kata Dicky kepada Republika.

Dicky menyampaikan kelompok remaja memang bisa berkontribusi pada tingkat infeksi. Namun untuk sementara ini, ia merekomendasikan vaksinasi kepada mereka ditunda sembari menunggu hasil uji klinis.

"Kalau sudah aman stoknya buat mereka maka silahkan stoknya untuk remaja enggak masalah. Mereka memang punya kontribusi dan sama-sama bisa terinfeksi," ujar Dicky.

Dicky mewanti-wanti pelaksanaan vaksinasi terhadap remaja nantinya menerapkan azas sebagaimana berjalan terhadap masyarakat umum. Ia tak ingin remaja dikenai biaya dan dipersulit dalam memperoleh vaksin.

"Prinsipnya harus sukarela dan gratis, tidak ada perbedaan," ucap Dicky.

photo
Gejala Covid-19 paling umum pada anak. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement