REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia mulai menggelar program vaksin booster Covid-19 dengan menggunakan vaksin dari Pfizer di Sydney. Program yang dimulai Senin (8/11) ini mendorong kebebasan yang lebih besar bagi warga Sydney setelah pemerintah mempercepat imunisasi terhadap virus Corona.
Sejak Juli lalu angka vaksinasi Australia meningkat tajam setelah sebelumnya sempat gagal mencapai target. Akselerasi vaksinasi ini dilakukan setelah wilayah tenggara negara itu mengalami gelombang ketiga wabah virus Corona yang dipicu varian Delta yang sangat menular.
Wabah tersebut memaksa pemerintah menerapkan peraturan pembatasan sosial yang ketat. Sydney dan Melbourne menjadi kota yang paling terdampak wabah varian Delta.
Dua kota terbesar di Australia itu berusaha mempercepat program vaksinasi sebelum melonggaran pembatasan sosial. Kehidupan di Negara Bagian New South Wales mulai berangsur normal. Sudah hampir 90 persen populasi berusia 16 tahun ke atas menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Tidak akan ada batasan jumlah tamu bagi yang sudah divaksin lengkap. Sementara itu restoran dan tempat hiburan juga bisa menerima lebih banyak pelanggan. Stadion dapat beroperasi dengan kapasitas penuh.
Penyelenggara pertandingan juga dapat menantikan lebih banyak penonton dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Australia dan Arab Saudi Kamis (11/11) mendatang. Program vaksinasi memberikan banyak kebebasan.
Menteri Kesehatan Pemerintah Federal Australia Greg Hunt mengatakan sudah sekitar 173 ribu vaksin booster yang diberikan pada penghuni panti wreda. Selain juga pada petugas medis. "Jadi kami memulainya dengan baik, ini awal yang baik dan kabar baik bagi warga Australia," kata Hunt di Seven News.
Vaksin booster akan diberikan pada warga berusia 18 tahun ke atas dan mereka yang menerima vaksin kedua sekitar enam bulan yang lalu. Pada akhir pekan lalu angka vaksinasi dua dosis vaksin Australia mencapai 80 persen.
Australia salah satu negara dengan angka infeksi Covid-19 terendah di dunia. Sejak awal pandemi Negeri Kanguru hanya mencatat 181.600 kasus infeksi dan 1.872 kasus kematian terkait virus Corona.