REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua DP, Priyo Budi Santoso, mengabarkan bahwa seluruh kerugian masyarakat akibat kerusuhan massal yang terjadi di Ambon akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi. Kepada Badan Intelejen Negara (BIN), Priyo meminta agar meningkatkan kemampuan mengendus pihak yang ingin memperkeruh suasana.
Senin (12/9) pagi tadi, Priyo mendapatkan kabar dari Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku tentang kondisi terkini di Kota Ambon. Pagi tadi telah digelar rapat khusus yang dihadiri Muspida, Pangdam, Kapolda, Kajati serta tokoh masyarakat dan agama. "Semua sepakat untuk meredam itu semua," kata Priyo.
Pemda Maluku, lanjut Priyo, memutuskan untuk memberikan ganti rugi kepada keluarga korban kerusuhan, baik yang tewas maupun korban luka serta membangun kembali rumah warga yang rusak dan fasilitas kampus yang dibakar.
Rapat tersebut juga menganalisa bahwa kerusuhan yang menelan tiga nyawa tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman informasi, serta rumor yang dikirimkan pihak tidak bertanggungjawab. "Mereka lelah dengan konflik. Mereka akan hindari sebisa mungkin," ujarnya.
Priyo mengaku heran dengan penyebab kerusuhan yang hanya bermula dari isu tidak jelas yang beredar di masyarakat. "Kenapa cepat sekali beredar isu dan berita yang menyesatkan dan menyebabkan semua pihak terprovokasi," tanya Priyo.
Ditegaskannya bahwa semua pihak dirugikan oleh peristiwa kemarin. "Saya minta intelijen bersiaga penuh, bersenjata lengkap atau tidak. Saya harap tidak akan ada pihak yang bermain di air keruh. Kalau itu terjadi, jahat sekali," ujarnya. Priyo mengakui bahwa masyarakat Ambon sangat mudah tersulut oleh provokasi alias bersumbu pendek.