Ahad 01 Jan 2023 18:00 WIB

Sejumlah Orang Tewas dalam Ledakan di Afghanistan

Penyebab ledakan di gerbang lapangan terbang militer itu belum diketahui.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Sebuah ledakan terjadi di pintu masuk lapangan terbang militer di Kabul, Afghanistan, Ahad (1/1/2023).
Foto: AP Photo/Shamim Tanha
Sebuah ledakan terjadi di pintu masuk lapangan terbang militer di Kabul, Afghanistan, Ahad (1/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah ledakan terjadi di pintu masuk lapangan terbang militer di Kabul, Afghanistan, Ahad (1/1/2023). Meski belum bisa dikonfirmasi jumlahnya, insiden itu menewaskan dan melukai sejumlah orang.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban Abdul Nafy Takor mengungkapkan, penyebab ledakan di gerbang lapangan terbang militer itu belum diketahui. Penyelidikan tengah dilakukan untuk mengungkap hal tersebut. “Sejumlah rekan kami tewas dan terluka dalam ledakan itu,” ucap Takor, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Sejak Taliban berhasil menguasai kembali Afghanistan pada Agustus 2021, negara tersebut telah menghadapi serangkaian serangan teror. Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan yang terjadi. Taliban sempat menyatakan bahwa mereka berhasil mengalahkan jaringan ISIS di Afghanistan.

Terlepas dari klaim Taliban, aksi-aksi teror masih kerap terjadi di Afghanistan. Tak sekali pula serangan semacam itu menargetkan masjid. Pada 5 Oktober 2022, misalnya, ledakan menghantam sebuah masjid di Kabul. Masjid tersebut dilaporkan kerap dikunjungi para pegawai Kementerian Dalam Negeri Taliban.

Sebulan sebelum insiden tersebut, yakni pada 2 September 2022, Masjid Gazargah yang berada di kota Herat, Afghanistan, juga menjadi target serangan bom. Insiden itu turut menewaskan seorang ulama pro-Taliban, yakni Mujib ur Rahman Ansari. Sepanjang 2022, terdapat sejumlah masjid di Afghanistan yang diincar serangan bom. Kelompok ISIS mengklaim mendalangi beberapa serangan di antaranya.

Saat ini, Taliban sedang menghadapi kecaman dan kutukan, termasuk dari negara-negara Muslim. Hal itu terkait serangkaian kebijakan mereka yang mengekang kehidupan dan hak-hak dasar perempuan Afghanistan. Baru-baru ini Taliban melarang perempuan Afghanistan berkuliah dan bekerja di organisasi non-pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat, baik domestik maupun internasional. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement