Selanjutnya, sambung Ade Safri, dilakukan serangkaian kegiatan klarifikasi atau permintaan keterangan dari beberapa pihak. Mulai 24 Agustus 2023 sampai dengan 3 Oktober 2023 dan terakhir kembali memeriksa Mentan SYL pada Kamis, 5 Oktober 2023. Kendati sudah melakukan beberapa rangkaian penyelidikan, Ade Safri masih enggan membeberkan identitas pimpinan KPK yang diduga melakukan pemerasan tersebut.
"Saat ini proses penyelidikan sedang berproses, update selanjutnya kami sampaikan berikutnya," terang Ade.
Sementara itu, Ketua KPK Firli Bahuri membantah dirinya dan jajaran pimpinan lainnya melakukan pemerasan kepada pihak Kementan. Bahkan Firli juga menegaskan tindakan pemerasan tidak pernah dilakukan oleh pimpinan KPK, termasuk dirinya. Hal ini disampaikan Firli menanggapi adanya isu pemerasan yang diduga dilakukan pimpinan KPK dalam penanganan kasus korupsi di Kementerian Pertanian tahun 2021.
"Kita memahami tentang informasi yang beredar, apa yang jadi isu sekarang, tentu harus kita pahami. Kita sampaikan bahwa hal tersebut tidak benar dan tidak pernah dilakukan pimpinan KPK," tegas Firli di Gedung KPK.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengaku tak tahu mengenai dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK dalam proses penanganan kasus rasuah di Kemenan. Alex meminta wartawan menanyakan ke Polda Metro Jaya siapa pimpinan KPK yang dimaksud.
“Saya enggak tahu menahu. Tanyakan ke Polda Metro siapa pimpinan dimaksud,” kata Alex dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/10/2023).
Hal senada juga disampaikan oleh kolega Alex, Johanis Tanak. Wakil Ketua KPK ini justru balik bertanya mengenai sosok Pimpinan KPK yang dimaksud dalam surat pemanggilan itu
“Siapa itu (pimpinan yang dimaksud)," ujar Johanis singkat.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/infografis/kpk-didera_230707082458-362.jpg)