Selasa 12 Mar 2024 07:48 WIB

Mitos Tidur yang Masih Banyak Dipercaya Orang, Benarkah Harus 8 Jam?

Rekomendasi untuk tidur 8 jam per malam adalah saran yang ideal, tetapi...

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang wanita tidur (ilustrasi). Ada beberapa mitos tentang tidur yang masih banyak dipercaya oleh masyarakat awam.
Foto: www.freepik.com
Seorang wanita tidur (ilustrasi). Ada beberapa mitos tentang tidur yang masih banyak dipercaya oleh masyarakat awam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah mitos dan kesalahpahaman tentang tidur yang masih banyak dipercaya oleh masyarakat awam. Pakar tidur menyebutkan beberapa mitos yang paling umum serta penjelasan di baliknya, dikutip dari laman Mirror, Selasa (12/3/2024):

1. Semua orang butuh tidur 8 jam setiap malam

Baca Juga

Rekomendasi untuk tidur delapan jam per malam adalah saran yang ideal, tetapi hal ini tidak berlaku untuk semua orang. Pakar tidur di Dreams, Sammy Margo, mengatakan bahwa kebutuhan tidur setiap individu berbeda-beda, tergantung usia dan aktivitasnya.

"Beberapa orang merasa cukup istirahat dengan waktu tidur yang lebih banyak atau lebih sedikit. Dengarkan tubuh Anda dan targetkan jumlah tidur yang bisa membuat Anda merasa segar dan waspada sepanjang hari," kata Margo.

2. Jam tidur yang kurang bisa diganti di waktu lain

Sebagian orang yang begadang menganggap waktu tidur yang hilang bisa diganti pada akhir pekan atau di hari lainnya. Pakar di Time4Sleep, Hana Patel, mengatakan sebenarnya penggantian waktu tidur seperti itu tidak efektif dan kurang memulihkan.

"Seseorang bisa terjebak dalam siklus kecemasan saat tertidur dan bangun, yang dapat menyebabkan masalah tidur terus berlanjut. Daripada mencoba mengejar waktu tidur, fokuskan untuk menjaga waktu tidur dan bangun yang konsisten setiap hari," kata dia.

3. Kamar tidur yang hangat membantu tidur nyenyak

Ada anggapan seseorang bisa tidur nyenyak apabila kamar tidurnya bersuhu hangat. Menurut Patel, idealnya suhu kamar tidur tidak terlalu hangat, namun justru sebaiknya dibuat relatif sejuk supaya tetap nyaman, yakni antara 15,6 hingga 22 derajat Celsius.

"Lebih mudah untuk tidur di lingkungan yang lebih sejuk karena suhu tubuh kita secara alami turun saat kita tertidur. Suhu yang lebih dingin juga meningkatkan produksi melatonin, hormon yang kita butuhkan untuk meningkatkan kualitas tidur," ujar Patel.

4. Waktu tidur yang lama membuat lebih segar saat terbangun

Baik tidur terlalu lama maupun terlalu sedikit bukan hal yang dianjurkan, sebab dapat meningkatkan risiko penyakit, seperti penyakit jantung koroner, diabetes, kecemasan, dan obesitas. Terutama, pada orang dewasa yang berusia 45 tahun ke atas.

"Jika merasa lelah di siang hari meski sudah tidur 10 jam atau lebih setiap malam, Anda mungkin berisiko terkena hipersomnia. Para perempuan biasanya membutuhkan lebih banyak tidur dibandingkan pria, dan lebih mungkin mengalami kondisi yang dapat mengganggu tidur seperti insomnia, kecemasan, atau depresi," ucap Patel.

5. Orang selalu mengatakan kebenaran ketika berbicara sambil tidur

Berbicara saat tidur, atau dikenal sebagai somniloquy, merupakan hal yang umum terjadi. Ini sering kali disebabkan oleh meningkatnya tingkat stres dan kecemasan, juga bisa akibat konsumsi stimulan seperti kafein.

Patel mengatakan, sebagian besar pembicaraan saat tidur terdiri dari erangan atau gumaman yang tidak dapat dipahami, walau terkadang ada juga frasa yang terbentuk sepenuhnya. "Sama halnya dengan mimpi yang seringkali mengandung unsur-unsur yang tidak benar, bicara saat tidur juga bisa mengandung unsur-unsur yang tidak benar," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement