Sabtu 08 Jun 2024 16:00 WIB

PBB Masukkan Israel ke Daftar Penjahat Anak

Lebih dari 13 ribu anak-anak Palestina terbunuh dalam serangan Israel.

Red: Teguh Firmansyah
Warga Palestina berduka atas kematian kerabat mereka dalam serangan Israel terhadap serangan Israel di sekolah yang dikelola PBB di kamp pengungsi Nusseirat, di luar rumah sakit di Deir al Balah, Jalur Gaza, Kamis, 6 Juni 2024.
Foto:

Mereka menolak untuk berurusan dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (Unrwa), organisasi utama yang menyalurkan bantuan kepada pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon dan Suriah.

Ada klaim dari staf PBB bahwa Israel tidak termasuk dalam daftar pelanggar pada tahun-tahun sebelumnya setelah adanya tekanan politik dari pejabat Israel.

“Sudah beberapa tahun terverifikasi adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan pemerintah Israel dan kelompok bersenjata Palestina, namun pelanggaran tersebut tidak pernah tercatat,” kata Ezequiel Heffes, direktur kelompok hak asasi manusia, Daftar Pantauan Anak-anak dan Konflik Bersenjata. .

Heffes mengatakan bahwa ketika suatu negara atau kelompok disebutkan dalam laporan PBB karena melakukan pelanggaran, maka PBB seharusnya terlibat dengan pihak-pihak tersebut. Pihak bermasalah itu diharapkan dapat mengambil tindakan yang dapat mencegah pelanggaran di masa depan”.

PBB, kata ia, telah melakukan diskusi pada tahun-tahun sebelumnya dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan kelompok bersenjata Palestina, untuk membujuk mereka agar mengurangi dampak buruk terhadap anak-anak.

“Ini adalah masalah besar karena ini adalah kerangka kerja yang dibuat untuk melindungi anak-anak dari dampak konflik bersenjata,” kata Heffes.

Bocah Palestina jadi sasaran Israel

 

Salah satu nama terdaftar oleh Israel sebagai tersangka pejuang Palestina yang tewas dalam serangan terhadap sekolah PBB di kamp pengungsi Nuseirat pada Kamis (6/6/2024), ternyata adalah seorang anak laki-laki berusia delapan tahun. Demikian menurut catatan rumah sakit.

Kantor berita Associated Press (AP) mengidentifikasi anak laki-laki yang terbunuh itu sebagai Shaheen Mahmoud Ibrahim Abu Sharif.

Dua anak laki-laki lainnya – berusia 10 dan 14 tahun – dalam daftar rumah sakit termasuk di antara 33 pengungsi yang terbunuh dalam serangan udara Israell. 

Kedua nama itu ditengarai adalah  putra dari seorang pria yang diidentifikasi Israel sebagai militant.  "Namun ayahnya tidak termasuk di antara korban tewas di Rumah Sakit Al-Aqsa," kata AP.

Serangan barbar Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut. Tidak hanya kamp tenda pengungsi, sekolah yang menjadi tempat berlindung pun turut dibom. 

Setidaknya 40 orang terbunuh dalam serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di Nuseirat di Gaza tengah. Perempuan serta anak-anak termasuk di antara korban yang gugur. Demikian dilaporkan kantor berita Wafa seperti dikutip Aljazirah, Senin (6/6/2024). 

Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah mengebom sebuah sekolah PBB, UNRWA, yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi ribuan pengungsi di Nuseirat.  Militer Israel mengeklaim pihaknya menargetkan pejuang Hamas yang berlindung di gedung tersebut.

Kantor Media Pemerintah Gaza menggambarkan serangan Israel yang menewaskan puluhan orang Nuseirat sebagai bukti nyata dari “genosida dan pembersihan etnis”.

Ismail al-Thawabta, juru bicara kantor media, menggambarkan serangan itu sebagai pembantaian yang mengerikan. Perempuan dan anak-anak, kata ia, termasuk di antara mereka yang terbunuh.

 

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement