Rabu 31 Jul 2024 19:34 WIB

Arti Ismail Haniyeh Bagi Perjuangan Melawan Israel dan Merdekakan Palestina

Ismail Haniyeh merupakan simbol Lawan Israel.

Red: Erdy Nasrul
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh
Foto:

 

Perannya dalam Hamas

Haniyeh memulai karier politiknya dengan cabang mahasiswa Hamas, yang dikenal sebagai Blok Islam. Ia beberapa kali ditangkap oleh tentara Israel.

Pertama kali ia ditangkap adalah pada tahun 1987 ketika tentara Israel menahannya selama 18 hari. Kemudian, pada tahun 1988, ia ditangkap selama enam bulan tanpa dakwaan atau pengadilan di bawah hukum penahanan administratif yang keras.

Pada tahun 1989, ia ditangkap untuk ketiga kalinya dan menghabiskan tiga tahun di penjara Israel atas tuduhan menjadi anggota layanan keamanan Hamas.

Setelah dibebaskan dari penjara Israel, ia dideportasi ke wilayah Marj al-Zouhour di Lebanon selatan bersama lebih dari 400 warga Palestina, sebagian besar dari kelompok Hamas dan Jihad Islam, selama lebih dari setahun.

Pada tahun 2006, Haniyeh memimpin daftar pemilihan Hamas, yang dikenal sebagai Blok Perubahan dan Reformasi, yang memenangkan mayoritas parlemen.

Setelah pemilihan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta Haniyeh untuk membentuk pemerintahan, tetapi karena konflik internal dan ketidaksepakatan dengan kelompok Fatah, Abbas memecatnya pada Juni 2007.

Namun, pada tahun 2007, ia mengambil alih sebagai pemimpin Hamas di Gaza, posisi yang dipegangnya hingga 2017.

Antara 2013 dan 2017, Haniyeh menjabat sebagai wakil kepala biro politik Hamas, dan pada Mei 2017, ia terpilih sebagai pemimpin kelompok perlawanan tersebut untuk pertama kalinya, dan terpilih kembali untuk masa jabatan lainnya pada 2021.

Pada tahun 2018, Departemen Luar Negeri AS memasukkannya dalam daftar teroris atas tekanan dari Israel.

Upaya Pembunuhan

Ismail Haniyeh menghadapi beberapa upaya pembunuhan oleh Israel karena perannya dalam kepemimpinan Hamas.

Pada 6 September 2003, ia terluka dalam serangan Israel yang menargetkan dirinya dan pendiri Hamas, Sheikh Yasin.

Mobilnya juga menjadi target pada 20 Oktober 2006, selama bentrokan internal antara Hamas dan Fatah.

Pasukan keamanan Israel juga menyerbu rumahnya dalam upaya untuk membunuhnya selama perang sebelumnya di Gaza.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement