REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Tidak ada kesepakatan pada hari Ahad (25/8/2024) dalam pembicaraan gencatan senjata Gaza yang berlangsung di Kairo, Mesir. Hamas maupun Israel tidak menyetujui beberapa kompromi yang diajukan oleh mediator, kata dua sumber keamanan Mesir.
Kondisi ini menimbulkan keraguan atas peluang keberhasilan dalam upaya terbaru yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 10 bulan di Gaza, Palestina.
Namun, seorang pejabat senior AS menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai "konstruktif" dengan mengatakan bahwa pembicaraan tersebut dilakukan dengan semangat dari semua pihak untuk mencapai kesepakatan yang final dan dapat dilaksanakan.
"Proses tersebut akan terus berlanjut selama beberapa hari mendatang melalui kelompok kerja untuk lebih lanjut membahas masalah dan rincian yang tersisa," kata pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonim, menambahkan bahwa timnya akan tetap berada di Kairo, dikutip dari laman Times Live, Selasa (27/8/2024).
Pembicaraan yang berlangsung selama berbulan-bulan telah gagal menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri kampanye militer Israel yang menghancurkan di Gaza. Juga gagal membebaskan para sandera yang tersisa yang ditawan oleh Hamas dalam serangan kelompok militan tersebut pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel.
Berbicara pada konferensi pers di Halifax, Kanada, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington berusaha keras di Kairo untuk mengamankan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan.
Poin-poin penting yang menjadi perdebatan dalam pembicaraan yang sedang berlangsung yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar termasuk keberadaan Israel di Koridor Philadelphia, hamparan tanah sempit sepanjang 14,5 km di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.