#taliban-masuk-kabul

Rabu , 22 Sep 2021, 14:56 WIB

Taliban Ajukan Partisipasi dalam Sesi Majelis Umum PBB

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Taliban mengirim surat ke PBB meminta agar bisa menghadiri pertemuan Majelis Umum dan menerjunkan juru bicara Suhail Shaheen sebagai calon duta besar PBB. Di tengah perselisihan...

Rabu , 22 Sep 2021, 14:02 WIB

Qatar Serukan Dunia Berdialog dengan Taliban di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani pada Selasa (21/9) menyerukan masyarakat internasional untuk melanjutkan hubungan dengan pemerintah sementara Taliban di Afghanistan. Berpidato di Sidang ke-76 Majelis Umum PBB di New York, Emir Qatar Tamim juga berpesan agar semua memisahkan pemberian bantuan kemanusiaan dengan proses politik di negara yang dilanda perang itu. “Masyarakat internasional harus memberikan bantuan...

Rabu , 22 Sep 2021, 12:34 WIB

Taliban Tunjuk Dubes PBB, Minta Ikut Rapat Majelis Umum

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintahan Taliban meminta agar dapat mewakili Afghanistan...

Rabu , 22 Sep 2021, 12:25 WIB

Inggris Ajak Cina-Rusia Cegah Afghanistan Jadi Surga Teroris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan mengajak China dan Rusia...

Rabu , 22 Sep 2021, 12:18 WIB

Surat Taliban ke PBB Berkop Imarah Islam Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, Taliban telah meminta untuk berpidato di hadapan para...

Rabu , 22 Sep 2021, 12:06 WIB

PM Pakistan: Melarang Perempuan ke Sekolah, tak Islami

Rabu , 22 Sep 2021, 10:19 WIB

Emir Qatar Serukan Dunia Dialog dengan Taliban

Warga Afghanistan bermain kriket di Taman Chaman-e-Hozari di Kabul, Afghanistan, Jumat, 17 September 2021.

Rabu , 22 Sep 2021, 09:57 WIB

Laporan: Taliban Pecat Kepala Kriket Afghanistan

Menteri luar negeri di Kabinet baru yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi.

Rabu , 22 Sep 2021, 06:54 WIB

Taliban Kirim Surat ke PBB, Ini Isinya

Pejuang Taliban mengawal wanita berbaris mendukung pemerintah Taliban di luar Universitas Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 11 September 2021.

Rabu , 22 Sep 2021, 00:54 WIB

Taliban: Tak Ada Milisi ISIS dan Al-Qaeda di Afghanistan

Para wanita berbaris mendukung pemerintah Taliban di luar Universitas Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 11 September 2021.

Selasa , 21 Sep 2021, 20:40 WIB

Taliban Ganti Nama Universitas Negeri di Kabul

Taliban Rinci Aturan Moralitas di Afghanistan. Mahasiswa Afghanistan terlihat di Universitas Mirwais Neeka di Kandahar, Afghanistan, 20 September 2021. Taliban secara resmi mengumumkan pada 12 September pemisahan mahasiswa pria dan wanita di semua universitas negeri dan swasta di negara itu. Institusi pendidikan diharuskan memiliki gedung terpisah untuk siswa laki-laki dan perempuan, jika tidak ada, mereka akan menghadiri kelas di gedung yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.

Selasa , 21 Sep 2021, 13:09 WIB

Taliban Perinci Aturan Moralitas di Afghanistan

Taliban mendengarkan Sheikh Abdul Baqi Haqqani, Penjabat Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, selama upacara di Kabul, Afghanistan, Ahad (12/9).

Selasa , 21 Sep 2021, 12:40 WIB

Serangan ISIS ke Taliban Bisa Perluas Konflik di Afghanistan

Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban.

Selasa , 21 Sep 2021, 11:27 WIB

Diserang ISIS, Taliban Pecat Gubernur Provinsi Nangarhar

Taliban mengawal wanita berbaris mendukung pemerintah Taliban di luar Universitas Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 11 September 2021.

Selasa , 21 Sep 2021, 11:22 WIB

Etnis Hazara Curiga dengan Pemerintahan Taliban

Selasa , 21 Sep 2021, 10:10 WIB

Jubir: ISIS Bukan Ancaman Taliban

Para wanita berbaris menuntut hak-hak mereka di bawah pemerintahan Taliban selama demonstrasi di dekat bekas gedung Kementerian Urusan Wanita di Kabul, Afghanistan, Minggu, 19 September 2021.

Selasa , 21 Sep 2021, 09:43 WIB

Kelompok HAM Dunia Tuduh Taliban Langgar Hak Asasi Manusia

Para pekerja mencetak bendera Taliban dengan tangan di sebuah bengkel kecil di pasar Jawid Kabul, Afghanistan, Ahad (12/9). Toko bendera, yang terletak di halaman pasar Kabul, telah mendokumentasikan sejarah pergolakan Afghanistan selama beberapa dekade.

Taliban Diyakini akan Melunak Meski Ada Golongan Radikal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali meyakini seiring berjalannya waktu kelompok Taliban akan melunak. As'ad tak memungkiri bahwa di dalam kelompok Taliban terdapat golongan radikal yang terkait dengan jaringan Haqqani. Jaringan Haqqani merupakan kelompok bayangan yang dibentuk oleh Jalaluddin Haqqani, dan menjadi terkenal pada 1980-an sebagai pahlawan jihad anti-Soviet. Pada saat itu, Jalalauddin Haqqani...

Taliban berjaga-jaga di luar gedung bekas kedutaan AS saat dinding dicat dengan teks dalam bahasa Arab

Senin , 20 Sep 2021, 14:02 WIB

Kiai Assad Ungkap Kesamaan Nahdlatul Ulama dan Taliban

Keluarga pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afghanistan, 14 Agustus (dikeluarkan 15 Agustus).

Jumat , 17 Sep 2021, 09:32 WIB

Salah Urus Pengungsi Afghanistan, Menlu Belanda Mundur

Jumat , 17 Sep 2021, 06:02 WIB

Kehabisan Uang, Taliban Sita Harta Mantan Pejabat Afganistan

Jumat , 17 Sep 2021, 00:08 WIB

Taliban Serahkan Uang Tunai dan Emas ke Bank Sentral

Seorang pekerja Afghanistan membawa gulungan busa di sebuah pasar di kota tua Kabul, Afghanistan, Selasa, 14 September 2021. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumpulkan lebih dari $1,2 miliar dalam janji darurat Senin untuk membantu 11 juta warga Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan yang meningkat di tanah air mereka dan jutaan lainnya di tempat lain di kawasan itu ketika kepala hak asasi manusia PBB menyuarakan keprihatinan tentang langkah pertama Taliban dalam membangun kekuasaan di negara yang terkepung dan miskin itu.

Kamis , 16 Sep 2021, 15:55 WIB

Ini Kondisi Afghanistan Sebulan Setelah Taliban Berkuasa

ARSIP - Dalam foto arsip 29 Februari 2020 ini, utusan perdamaian AS Zalmay Khalilzad, kiri, dan Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin politik utama kelompok Taliban berjabat tangan setelah menandatangani perjanjian damai antara Taliban dan pejabat AS di Doha, Qatar.

Kamis , 16 Sep 2021, 14:47 WIB

Alasan Time Masukkan Baradar Jadi Tokoh Berpengaruh Dunia

Kamis , 16 Sep 2021, 14:06 WIB

PM Pakistan: Beri Waktu kepada Taliban

Kamis , 16 Sep 2021, 13:59 WIB

Diplomat Era Ashraf Ghani Minta Dunia tak Akui Taliban

Kamis , 16 Sep 2021, 13:11 WIB

Sekjen PBB Pesimistis Bisa Selesaikan Krisis di Afghanistan

Kamis , 16 Sep 2021, 09:50 WIB

Pakistan: AS Harus Tingkatkan Keterlibatan dengan Taliban

Kamis , 16 Sep 2021, 08:00 WIB

Pemimpin Taliban Masuk Orang Paling Berpengaruh Versi Time

Seorang jurnalis wanita Afghanistan bekerja di stasiun radio Women in Kandahardi Kandahar. Industri media menjadi sektor yang paling terdampak sejak berkuasanya Taliban .

Kamis , 16 Sep 2021, 07:34 WIB

Stasiun Radio di Afghanistan Mulai Tumbang

Kamis , 16 Sep 2021, 04:50 WIB

BBC Laporkan Perselisihan di Tubuh Taliban

Kamis , 16 Sep 2021, 04:40 WIB

Wanita Afghanistan Lawan Aturan Berpakaian Taliban

Bendera ikonik Taliban dilukis di dinding di luar kompleks kedutaan Amerika di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 11 September 2021.

Kamis , 16 Sep 2021, 04:30 WIB

Taliban Bantah Laporan Human Rights Watch

Kandungan mineral bisa membuat wilayah Afghanistan salah satu pusat pertambangan paling penting di dunia.

Rabu , 15 Sep 2021, 13:29 WIB

Studi: Afghanistan Punya Kekayaan Alam 1.000 Miliar Dolar AS

Perkembangan Afghanistan Dinilai Tunjukkan Kerentanan Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Perkembangan terakhir di Afghanistan menunjukkan kerentanan Eropa, ungkap Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa. Penarikan AS dari Afghanistan dan kembalinya Taliban ke kekuasaan menjadi sebuah peringatan, kata Borrell kepada harian Prancis Le Monde pada Selasa. Perkembangan menunjukkan perlunya mengembangkan "budaya strategis bersama," kata dia, membela gagasan otonomi strategis Eropa, selain NATO, di Afghanistan. Borrell mengatakan...

Mantan Presiden AS Bill Clinton (kiri), George W Bush (tengah), dan Barack Obama membentuk kelompok untuk bantu pengungsi Afghanistan di AS. Ilustrasi.

Rabu , 15 Sep 2021, 10:07 WIB