REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI - Pelemahan mata uang Yen diperkirakan akan menarik wisatawan Cina berdunyung duyung ke Jepang selama libur tahun baru Imlek. Ketegangan politik antara Cina dan Jepang rupanya tidak begitu mempengaruhi kunjungan wisata antara kedua negara tersebut.
Mengutip dari laman Asia Nikkei, bulan lalu Konsulat Jendral Jepang di Shanghai mengeluarkan rekor 14.400 atau lebih untuk visa wisata. Visa yang dikeluarkan ini naik 260 persen dibandingkan bulan Desember 2012 lalu. Konsulat juga melaporkan aplikasi visa untuk kelompok maupun bisnis melonjak hingga 190 persen.
Maskapai penerbangan murah Cina Juneyao Airlines pada Jumat besok akan memulai layanan antara Shanghai dan Naha. Penerbangan di hari pertama sudah 95 persen penuh. Maskapai ini juga mempertimbangkan rute baru yang menghubungkan Shanghai dengan Fukuoka dan Osaka.
Pada Desember 2013 lalu, perdana menteri Jepang Shinzo Abe sempat mengunjungi Kuil Yasukuni. Kunjungan ini sempat mendapat banyak kritikan tajam dari Beijing. Kunjungan oleh Abe sempat dikhawatirkan akan mengurangi minat kunjungan wisatawan Cina ke Jepang seperti yang pernah terjadi pada musim gugur 2012.
Sejak saat itu, jumlah pengunjung Cina ke Jepang terus turun hingga September 2013. Namun, ternyata kekhawatiran tersebut tidak terjadi.
Meskipun sempat mengalami ketegangan politik, wisatawan Cina termasuk Hong Kong berkontribusi sekitar 20 persen dari pengunjung asing ke Jepang.