Rabu 09 Dec 2015 15:55 WIB

12 Jasa Besar Muslim untuk Amerika yang Dilupakan Donald Trump (Bagian 3-Habis)

Red: Nur Aini
Malcolm X
Foto: Photobucket.com/ca
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pernyataan kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump yang melarang warga Muslim masuk AS barangkali tidak akan dia ucapkan jika mengetahui sejarah Amerika Serikat. Dalam catatan sejarah AS, warga Muslim menorehkan jasa besar untuk membangun negara itu hingga bisa semaju saat ini. Bahkan, jasa besar warga Muslim itu dianggap lebih mengagumkan dibandingkan apa yang sudah dilakukan Donald Trump untuk Amerika.

Warga Muslim tercatat menjadi pendiri negara  serta membangun Amerika Serikat (Baca: 12 Jasa Besar Muslim untuk Amerika yang Dilupakan Donald Trump (Bagian 1)). Selain itu, warga Muslim mampu menjadi kebanggaan bagi warga AS. Mereka menjadi pahlawan bidang olah raga hingga kesehatan. (Baca: 12 Jasa Besar Muslim untuk Amerika yang Dilupakan Donald Trump (Bagian 2))

Berikut sejumlah jasa warga Muslim di Amerika Serikat lainnya yang dilupakan Donald Trump menurut laporan the Guardian

10. Pembela Keadilan

Setelah masa perbudakan AS berakhir, banyak warga Afrika-Amerika mulai pindah ke kota. Namun, adanya kebijakan pembatasan perumahan dan pekerjaan membuat banyak dari mereka mengalami kesulitan. Kondisi itu menimbulkan gerakan selama 1950an dan 1960an, yang melahirkan orator ulung untuk Nation of Islam. Orator yang lahir dengan nama Malcolm Little pada 1925 itu menjadi terkenal dengan Malcolm X, merupakan  seorang mualaf yang memperjuangkan hak warga Afrika-Amerika. Dia menyerukan lepas dari belenggu rasisme dengan cara apapun yang diperlukan, termasuk kekerasan. Pesannya ini bertentangan dengan sesama aktivis hak sipil Martin Luther King yang menyerukan anti-kekerasan.  "Saya tidak menyebutnya kekerasan saat itu merupakan upaya membela diri. Saya menyebutnya intelijen," katanya suatu kali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement