REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Virus Flu Babi Afrika (ASF) menyebar cepat ke seluruh Papua Nugini (PNG). Penyakit itu secara resmi tercatat di PNG pada akhir Maret.
Surat kabar lokal Post Courier pada Jumat melansir bahwa terjadi wabah signifikan di bagian selatan, Provinsi Hela dan Enga. Penyakit ini memberikan pukulan keras bagi industri babi di sejumlah negara Asia dalam beberapa bulan belakangan. Babi merupakan komoditas berharga, terlebih di provinsi dataran tinggi PNG.
Penyakit itu tidak menjangkiti manusia namun mematikan bagi babi. National Agriculture Quarantine and Inspection Authority (NAQIA) PNG melarang ekspor babi dan produk daging babi dari tiga provinsi terdampak. Peternak setempat meminta langkah lebih lanjut mengenai isu tersebut.
"Kami kehilangan sekitar 10-20 babi per hari di masing-masing desa sejak penyakit tersebut pertama kali ditemukan," kata peternak babi Jill Jackson kepada Post Courier.
"Kami mewajibkan otoritas seperti NAQIA dan lainnya untuk lebih sadar atas masalah ini serta bagaimana dan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu menghadapi penyebaran virus flu babi Afrika ini," ucap dia.