REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Korban meninggal dunia akibat perlakuan keras militer Myanmar pada demonstran anti-junta mencapai 247 orang. Hal itu diungkap Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), Ahad (21/3).
Sejauh ini sudah ada 2.345 orang yang ditangkap dan mendapatkan berbagai tuduhan sejak kudeta 1 Februari lalu. Sebanyak 15 orang di antaranya sudah mendapatkan vonis, 88 orang sedang dalam dakwaan dan 351 orang dibebaskan, lapor NGO itu.
Sebanyak 1.994 masih dalam penahanan.
Desak hentikan kekerasan
Sebelumnya Presiden Indonesia Joko Widodo mendesak pemerintahan junta menghentikan kekerasan dalam menindak demonstrasi anti-kudeta.
Dia juga akan berbicara dengan Sultan Brunei Darussalam yang saat ini menjabat Ketua ASEAN meminta diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi membahas kondisi Myanmar.
"Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan duka cita dan simpati mendalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar," kata Presiden Jokowi, panggilan Joko Widodo.