Keempat, berimanlah kepada Al-Qur’an dan jangan menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Beriman kepada Kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun iman yang harus ditegakkan. Bagi Bani Israil, beriman kepada Kitab sebelum Al Qur’an sudah menjadi keniscayaan, tinggal menambah beriman kepada Al Qur’an. Jika tidak mau beriman maka termasuk golongan orang kafir. Tentang beriman kepada Kita b ini, termuat dalam Qs Al Baqarah ayat 2 dan 4:
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Qs Al Baqarah 2)
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn
dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. (Qs Al Baqarah 4)
Tetapi jika mereka ragu mengimani Al Qur’an dan bahkan mengingkarinya tentu tantangan Allah dalam Qs Al Baqarah 23 dan 24 berlaku, untuk membuat hal serupa Al Qur’an:
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
wa ing kuntum fī raibim mimmā nazzalnā ‘alā ‘abdinā fa`tụ bisụratim mim miṡlihī wad’ụ syuhadā`akum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (Qs Al Baqarah 23)
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ
اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
fa il lam taf’alụ wa lan taf’alụ fattaqun-nārallatī waqụduhan-nāsu wal-ḥijāratu u’iddat lil-kāfirīn