Sabtu 30 Oct 2021 14:03 WIB

Masyarakat Melbourne Mulai Beraktivitas Di Luar Ruangan

Warga antri mndatangi mal meski cuaca dingin untuk pertama kali sejak Agustus

Rep: lintar satria zulfikar/ Red: Hiru Muhammad
 Seorang diri melintasi Flinders Street yang sepi di Melbourne, Victoria, Australia, 11 Agustus 2021. Penguncian Regional Victoria telah berakhir, tetapi orang-orang di Melbourne masih beberapa hari untuk mengetahui kapan penguncian mereka akan berakhir.
Foto: EPA-EFE/DANIEL POCKETT AUSTRALIA AND NEW ZEA
Seorang diri melintasi Flinders Street yang sepi di Melbourne, Victoria, Australia, 11 Agustus 2021. Penguncian Regional Victoria telah berakhir, tetapi orang-orang di Melbourne masih beberapa hari untuk mengetahui kapan penguncian mereka akan berakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE--Sejak awal pandemi virus korona kota terbesar kedua Australia, Melbourne telah menjalani peraturan pembatasan sosial selama sembilan bulan. Kini setelah peraturan tersebut dilonggarkan masyarakat berbondong-bondong mengunjungi toko-toko dan berbagai acara.

Kota yang dihuni sekitar lima juta orang itu mencabut peraturan pembatasan sosial mereka yang keenam pekan lalu. Setelah angka vaksinasi di Negara Bagian Victoria untuk kelompok usia 16 tahun ke atas mencapai 80 persen.

Warga mengantri di mal-mal dan butik-butik meski cuaca dingin untuk berbelanja di toko untuk pertama kalinya sejak awal Agustus. Tayangan stasiun televisi menunjukkan masyarakat dengan sabar menunggu untuk dapat masuk karena jumlah pengunjung dalam satu toko masih dibatasi.

Diperkirakan ada sekitar 5.500 orang yang menghadiri pacu kuda Victoria Debry pada Sabtu (30/10). Acara besar pertama sejak peraturan pembatasan sosial di Melbourne dicabut. Konser di Sidnye Myer Music Bowl juga dihadiri 4.000 orang yang sudah divaksin lengkap.

Victoria melaporkan 1.355 kasus infeksi baru, terendah pada bulan ini. Pihak berwenang juga melaporkan 11 kematian terkait virus korona. Mereka mengatakan sebagian besar infeksi terjadi pada orang yang tidak divaksin.

"Maka mohon terutama mereka yang berusia 20-an, keluar ruangan dan divaksin, ini untuk perlindungan terbaik untuk anda dan faktanya berdampak pada Covid-19," kata komandan respon Covid-19 Victoria, Jeroen Weimar.

Sementara Negara Bagian New South Wales melaporkan 236 kasus infeksi dan tiga kematian. Wilayah Ibu Kota Australia atau Australian Capital Territory  (ACT) melaporkan sembilan kasus infeksi.

Negara tetangga yakni Selandia Baru melaporkan 160 kasus infeksi sebagian besar terjadi di Auckland yang telah berusaha menahan penyebaran virus korona varian Delta selama berbulan-bulan. Setelah sempat dianggap berhasil menahan penyebaran Covid-19.

Australia dan Selandia Baru mengubah strateginya dengan hidup bersama virus melalui vaksinasi. Langkah ini terbukti menahan penyebaran varian Delta yang sangat menular.

Pada Sabtu ini sudah sekitar 74 persen orang yang memiliki syarat vaksin sudah divaksin lengkap. Sementara Australia sudah memvaksin lengkap  76,8 persen orang berusia 16 tahun ke atas. 

 

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement