REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pihak berwenang Hong Kong akan mendirikan tempat pemungutan suara (TPS) khusus di perbatasan dengan China daratan. Hal ini untuk memungkinkan warga Hong Kong yang tinggal di China daratan berpartisipasi dalam pemilihan legislatif pada Desember mendatang.
Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan, selama pemilihan legislatif pada19 Desember, penduduk tetap Hong Kong yang terdaftar dan tinggal di China daratan, dapat melintasi perbatasan untuk menggunakan haknya di tempat pemungutan suara khusus. Setelah memberikan suara, mereka harus segera kembali dan tidak perlu menjalani karantina virus korona di China daratan.
“Saat ini, masih ada orang yang terdampar di daratan, mereka tidak dapat kembali bekerja atau belajar, dan mereka tidak dapat kembali ke Hong Kong untuk memilih (tanpa langkah-langkah dengan mendirikan tempat pemungutan suara khusus),” ujar Lam.
Orang yang ingin memilih di tempat pemungutan suara khusus harus mendaftar terlebih dahulu. Lam mengatakan, seluruh proses pemungutan suara akan dilakukan secara tertutup.
"Pemilih yang berkunjung ke TPS khusus ini tidak bisa keluar dari area TPS, dan tidak bisa masuk ke masyarakat,” ujar Lam.
Pemilihan legislatif ini adalah yang pertama di bawah undang-undang pemilihan yang diubah di Hong Kong. Perubahan undang-undang bertujuan untuk memastikan bahwa, hanya patriot yang setia kepada Beijing yang dapat menjalankan pemerintahan Hong Kong. Jumlah kursi yang dipilih secara langsung telah dikurangi dan banyak anggota parlemen akan dipilih oleh komite yang sebagian besar pro-Beijing.
Warga Hong Kong yang tinggal di China daratan dianggap lebih mungkin mendukung kandidat pro-Beijing. Langkah itu juga dapat meningkatkan jumlah pemilih, yang secara luas diperkirakan akan lebih rendah tahun ini setelah reformasi pemilu.
Saat ini, mereka yang melakukan perjalanan dari Hong Kong ke China daratan harus menjalani karantina selama 14 hari. Sementara pelancong dari China daratan dapat masuk ke Hong Kong tanpa karantina, jika mereka belum melakukan perjalanan ke daerah berisiko tinggi di daratan.
Secara terpisah, Lam mengatakan delegasi China daratan yang terdiri dari para ahli Covid-19 telah mengunjungi Hong Kong selama empat hari untuk mempersiapkan kemungkinan pembukaan perbatasan. Pertemuan tersebut juga membahas upaya bersama anti-epidemi di kota Shenzhen, China selatan, yang berbatasan dengan Hong Kong.
"Saya sangat menantikan kemungkinan pengumuman pembukaan perbatasan secara tertib segera mungkin,” kata Lam.
Pihak berwenang Hong Kong telah mendorong China daratan untuk mengizinkan perjalanan bebas karantina. Hong Kong telah menerapkan aturan karantina yang ketat untuk pelancong dari luar negeri yang tiba di wilayah itu, sebagai upaya mencegah kasua baru Covid-19.
Hong Kong memiliki salah satu kebijakan karantina paling ketat di dunia. Para pelancong yang kembali dari luar negeri harus menjalani karantina hingga 21 hari di hotel-hotel yang ditunjuk pemerintah. Lam mendesak warga Hong Kong untuk mendapatkan vaksinasi. Tingkat vaksinasi di Hong Kong masih rendah, dan belum mencapai target 70 persen untuk dosis pertama.
“Saya mengimbau anggota masyarakat untuk melakukan vaksinask demi dimulainya kembali aktivitas normal lebih awal,” kata Lam.