Rabu 22 Dec 2021 20:09 WIB

Swedia Perketat Peraturan Pembatasan Sosial Covid-19

Adanya varian Omicron membuat pemerintah Swedia memperketat pembatasan sosial

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Orang-orang yang berjalan-jalan dalam cuaca dingin tapi cerah melewati tanda yang meminta untuk menjaga jarak sosial, di tengah penyebaran pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) yang terus menerus, di Stockholm, Swedia. Adanya varian Omicron membuat pemerintah Swedia memperketat pembatasan sosial.
Foto: EPA-EFE/Fredrik Sandberg SWEDEN OUT
Orang-orang yang berjalan-jalan dalam cuaca dingin tapi cerah melewati tanda yang meminta untuk menjaga jarak sosial, di tengah penyebaran pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) yang terus menerus, di Stockholm, Swedia. Adanya varian Omicron membuat pemerintah Swedia memperketat pembatasan sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Pemerintah Swedia akan meminta semua karyawan untuk bekerja di rumah apabila memungkinkan dan memperketat peraturan pembatasan sosial. Kebijakan ini diambil untuk menghadapi lonjakan kasus infeksi dan virus corona varian Omicron.

Angka kasus baru virus corona di Swedia dalam beberapa pekan terakhir melonjak setelah sempat datar selama musim semi ketika sebagian besar peraturan pembatasan sosial dicabut. Tahun lalu, Swedia menjadi perhatian internasional karena menolak memberlakukan karantina wilayah atau lockdown ketika Covid-19 mulai mewabah di seluruh dunia.

Baca Juga

Angka kasus rawat inap dan pasien gawat darurat Swedia masih terendah per kapita di Eropa, tapi mulai merangkak naik. "Kecepatan kasus infeksi yang baru menaik dengan cepat dan kami melihat semakin banyak tekanan pada sistem kesehatan, penyebaran virus varian baru, Omicron, mengkhawatirkan," kata Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson, Rabu (22/12).

Badan Kesehatan Masyarakat Swedia melaporkan dari Sabtu (18/12) hingga Senin (20/12) lalu angka kasus infeksi di negara itu bertambah 12.681 dan 11 pasien Covid-19 meninggal dunia. Diperkirakan kecepatan kasus infeksi baru akan naik dalam beberapa pekan ke depan, sebagian besar karena varian Omicron yang menyebar lebih cepat.

Puncak kasus infeksi di Swedia diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Januari dengan skenario terburuk sekitar 15 ribu kasus infeksi per hari. Jika memang terjadi, maka akan menjadi kasus infeksi harian tertinggi di Swedia sejak awal 2020.  

Peraturan pembatasan sosial tahap kedua yang akan diterapkan pemerintah Swedia antara lain membatasi pertemuan privat atau pribadi di bawah 50 orang. Setiap kegiatan publik yang dihadiri 500 orang lebih wajib memberlakukan kartu pas vaksinasi.

Restoran dan bar hanya boleh membuka layanan makan di tempat ketika adanya kegiatan besar seperti pertandingan sepak bola. Jumlah konsumen yang dapat masuk satu toko dalam satu waktu juga dibatasi.

Pada awal bulan ini, pemerintah Swedia kembali memberlakukan sejumlah peraturan pembatasan sosial seperti pemakaian masker di transportasi publik. Mereka mengatakan akan menambah kebijakan jika situasi kian memburuk.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement