REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan mengatakan, momentum ibadah qurban harus dijadikan ikhtiar untuk meningkatkan pertumbuhan aksi filantropi dan juga ekonomi syariah.
"Sebagai negara yang sangat peduli kepada kemiskinan, Indonesia harus menjadi garda terdepan mengedepankan filantropi yang mana bagian juga dari ekonomi syariah. Termasuk terkait (momentum) qurban ini," kata Buya Amirsyah dalam acara diskusi "Wujudkan Masyarakat Cerdas, Percepat Pertumbuhan Ekonomi Digital Syariah" atas kerja sama Republika dengan Huawei, di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Untuk itu pihaknya memberikan apresiasi Republika dengan Huawei yang melakukan kolaborasi dalam ikhtiar pertumbuhan ekonomi syariah dan juga ibadah qurban tahun ini. Dia berharap semoga kolaborasi yang dilakukan bisa meningkatkan sinergi dan energi yang mampu menumbuh kembangkan potensi masyarakat Indonesia untuk melaksanakan Idul Adha.
Di sisi lain dia menjabarkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat tinggi jiwa masyarakatnya untuk berdonasi. Karena itu pihaknya menekankan butuhnya menjadikan ibadah qurban ini sebagai momentum menjaga eksistensi ekosistem Indonesia sebagai negara yang mampu meningkatkan filantropi atau meningkatkan aksi di bidang CSR.
"Dulu saya pernah tantang Republika untuk melakukan penelitan, berapa sektor ekonomi syariah yang bisa dikembangkan dalam qurban? Kontribusinya terhadap kemiskinan seperti apa? Saya rasa ini dibutuhkan," kata dia.
Inovasi produk kurban
Buya juga mengimbau kepada lembaga amil zakat untuk melakukan inovasi untuk mengolah daging qurban agar dapat tahan lama dan disalurkan ke wilayah-wilayah yang sulit. Seperti wilayah tertinggal, terluar, terpencil (3T) atau ke negara-negara dengan konflik seperti Palestina dan Ukraina.
"Teknologi qurban juga harus semakin maju, sehingga daging olahan bisa disalurkan ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Yang mana di dalamnya terdapat umat yang membutuhkan," ujar dia.