Kamis 07 Mar 2024 20:15 WIB

Hati-Hati! Orang Pendengki dan Iri Hati Ditimpa Lima Perkara Buruk Ini

Dengki atau hasud adalah penyakit yang berada di dalam hati seseorang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi.
Foto:

Berkaitan dengan hal ini, Nabi Muhammad SAW juga telah bersabda sebagai berikut.

الْمُؤْمِنُ يَغْبِطُ وَالْمُنَافِقُ يَحْسُدُ.

"Orang Mukmin itu bersikap Ghibthah (persaingan), sedangkan orang munafik selalu berbuat hasud."

Sedangkan yang dimaksud dengan harga diri (muru'ah) adalah memelihara diri agar senantiasa berada pada sikap-sikap yang luhur. Sehingga terpelihara dari melakukan perbuatan yang jelek dan melakukan perbuatan yang dapat dicela (oleh orang lain).

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut, "Siapapun yang bergaul dengan orang lain, kemudian tidak berbuat zalim, berkata dengan mereka tanpa berdusta, dan berjanji dengan mereka tanpa berkhianat, maka orang itu termasuk orang yang telah sempurna budi pekertinya dan tampak keadilannya serta tetap persaudaraannya."

Adapun orang yang kikir (bakhil), itu dapat dipahami dari batasan pengertian sebagai berikut. "Orang yang dermawan itu adalah orang yang bersedia menyumbangkan sesuatu yang berharga baginya, yang diperlukan pada saatnya dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya serta diberikan kepada pihak yang berhak menerimanya. Maka orang yang sesuai dengan batasan ini disebut sebagai orang yang dermawan, yang berhak dipuji karena berbudi luhur. Sedangkan orang yang bakhil itu adalah orang yang tidak dapat mencapai norma tersebut, karenanya ia berhak dicela lantaran keki-kirannya."

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut.

طَعَامُ الْجَوَادِ دَوَاءٌ وَطَعَامُ البَخِيلِ دَاء.

"Makanan orang dermawan menjadi obat sedang makanan orang yang kikir dapat menjadi penyakit."

Sebagian sastrawan juga telah mengisyaratkan...

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ قِيْلَ لَهُمْ كُفُّوْٓا اَيْدِيَكُمْ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۚ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّٰهِ اَوْ اَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوْا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَۚ لَوْلَآ اَخَّرْتَنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌۚ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقٰىۗ وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, ”Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat!” Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun.”

(QS. An-Nisa' ayat 77)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement