Pria berjalan dengan latar mural bendera Iran.  Pemerintah Iran berencana untuk memperkaya uranium hingga 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah Fordo secepat mungkin.

Iran akan Hentikan Aktivitas Nuklir Jika AS Cabut Sanksi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang pejabat senior Iran yang tidak disebutkan namanya baru-baru ini mengungkapkan bahwa Iran akan menghentikan pengayaan uranium 20 persen. Menurut pejabat itu, pengayaan uranium akan dihentikan "hanya jika AS mencabut semua sanksi" yang dijatuhkan di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump dan telah dipertahankan oleh Gedung Putih di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Pejabat Iran mengatakan kepada Press...

Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.

Jumat , 26 Mar 2021, 00:45 WIB

Iran Tegaskan Komitmen dengan Kesepakatan Nuklir

Pria berjalan dengan latar mural bendera Iran.  Pemerintah Iran berencana untuk memperkaya uranium hingga 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah Fordo secepat mungkin.

Sabtu , 13 Mar 2021, 08:25 WIB

AS dan Israel Berbagi Pandangan Tentang Iran

Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.

Jumat , 12 Mar 2021, 17:10 WIB

Pejabat Keamanan AS dan Israel Bahas Ancaman Iran

Kantor Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria. (ilustrasi)

IAEA Sebut Iran Produksi Logam Uranium, Bahan Inti Bom Atom

REPUBLIKA.CO.ID, VIENNA -- Pengawas atom Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengonfirmasi bahwa Iran telah memproduksi logam uranium yang dapat digunakan untuk membuat inti bom atom. Hal itu telah melanggar kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) antara Iran dan enam negara kekuatan dunia. Dalam beberapa bulan terakhir Iran telah meningkatkan aktivitas pengayaan uranium untuk membuat senjata nuklir. Berdasarkan laporan yang dilihat oleh Reuters pada Rabu (10/2),...