REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Krisis ekonomi ternyata tidak menghambat seseorang untuk merokok. Sebagai contoh, penjualan cerutu Kuba terus mengalami peningkatan. Termasuk pelanggan nomor wahid perseroan, Spanyol.
Penjualan cerutu Kuba per akhir tahun lalu mencapai 416 juta dolar AS atau setara Rp 4,03 triliun. Nilai ini mengingkat tipis bila dibandingkan 2011, 401 dolar AS.
Dilansir laman Reuters, Rabu (27/2), pejabat Kuba mengungkapkan Spanyol masih menjadi importir cerutu Kuba terbesar. Meskipun negara tersebut tengah dilanda krisis ekonomi.
Selain itu Cina juga menjadi importir terbesar ketiga cerutu Kuba dan menjadi pasar penting. Sementara itu Washington telah melarang cerutu Kuba sejak 51 tahun lalu.