Ahad 29 Nov 2020 13:56 WIB

Korsel Hadapi Penyebaran Infeksi Covid-19 Tercepat

Korsel mempertimbangkan kebijakan jarak sosial yang lebih ketat

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Orang-orang yang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona berjalan di bawah spanduk yang menekankan kampanye jarak sosial yang ditingkatkan di depan Balai Kota Seoul di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 25 November 2020.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Orang-orang yang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona berjalan di bawah spanduk yang menekankan kampanye jarak sosial yang ditingkatkan di depan Balai Kota Seoul di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 25 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Otoritas Korea Selatan (Korsel) akan mempertimbangkan kebijakan jarak sosial yang lebih ketat, Ahad (29/11) waktu setempat. Langkah itu untuk menekan aktivitas ekonomi setelah pekan lalu menghadapi penyebaran infeksi tercepat.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun akan bertemu dengan pejabat otoritas kesehatan pada pukul 15.00 waktu setempat untuk memutuskan apakah pembatasan untuk mengekang virus perlu diperketat lagi atau tidak. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mencatat, 450 infeksi virus corona baru pada Ahad.

Baca Juga

Angka itu termasuk 413 infeksi lokal, sehingga meningkatkan total beban kasus menjadi 33.824. Sementara, total kematian bertambah satu menjadi 523 jiwa.

Tiga hari berturut sebelumnya, negara tersebut mencatat lebih dari 500 kasus Covid-19. Gelombang ketiga itu menandai tingkat infeksi tertinggi dalam hampir sembilan bulan virus masuk ke negara tersebut.

Pada Selasa pekan ini, Korsel mulai menerapkan aturan jarak sosial Level 2. Aturan itu tertinggi ketiga dalam sistem lima tingkat negara, sedangkan di wilayah Seoul yang lebih besar. Korsel juga telah melakukan 3.046.971 tes virus corona sejak 3 Januari, termasuk 14.968 tes pada hari sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement