REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Tingginya jumlah imigran di Swedia ikut menyumbang angka penambahan pasien Covid-19 di negara ini. Laporan dari media setempat mengungkapkan setengah dari total pasien Covid-19 di negara ini merupakan para imigran.
Jumlah pasien perawatan intensif Covid-19 dan kematian yang tinggi akibat virus ini mendorong Expressen, salah satu surat kabar terkemuka di negara itu, mengungkap pasien Covid imigran ini. Media ini pun mendesak pihak berwenang untuk mengakui fakta bahwa Swedia sudah menjadi "negara imigran".
"Hampir setengah dari mereka yang menerima perawatan perawatan intensif untuk Covid-19 (46 persen) di Swedia adalah imigran," dalam laporan surat kabar Expressen, dilansir Sputniknews.com, Senin (28/12).
Dalam angka kematian Covid-19 di bawah usia 65, setengahnya juga memiliki latar belakang warga negara asing. Di mana ini dianggap media Swedia tersebut merupakan representasi jumlah ekstrem, karena banyaknya imigran, sekitar seperempat dari total populasi Swedia.
Surat kabar Expressen juga menunjuk pada faktor sosial ekonomi, seperti pendapatan, pekerjaan, kondisi sempit, dan kurangnya informasi bagi para imigran. Awal tahun ini, di tengah serangan pertama virus corona, otoritas Swedia mengaku gagal menjangkau komunitas imigran secara tepat waktu.
Pihak otoritas Swedia kemudian merilis informasi bahaya dan peringatan Covid-19, dalam bahasa para imigran agar mudah dipahami, seperti bahasa Arab, Persia dan Somalia.